Perancis Sebut Kebakaran di Kokpit Picu Kecelakaan EgyptAir

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 08 Jul 2018 05:18 WIB
Penyelidik Perancis menyebut ledakan di kokpit kemungkinan besar menjadi penyebab kecelakaan EgyptAir rute Paris-Kairo pada 2016.
Ilustrasi (Reuters/Yiannis Kourtoglou)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kecelakaan maskapai EgyptAir rute Paris-Kairo pada 2016 yang menewaskan 66 orang termasuk penumpang dan kru, kemungkinan besar disebabkan oleh kebakaran di kokpit.

Temuan oleh penyelidik Perancis ini berlawanan dengan pernyataan dari pihak berwenang Mesir yang menyebut bom sebagai penyebab kecelakaaan.

Mesir menyebut bahwa jejak ledakan ditemukan di tubuh para penumpang. Ketika itu, kelompok ISIS juga mengklaim bertanggung jawab atas kecelakaan pesawat, dengan menyebut mereka menyelundupkan peledak lewat kaleng minuman ringan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun badan investigasi kecelakaan udara Perancis, BEA, menyatakan bahwa Mesir tidak melakukan tuntutan agar melanjutkan penyelidikan.

"Proposal BEA soal penelitian lanjutan terhadap puing dan rekaman data, sejauh pengetahuan BEA, tidak ditindaklanjuti. Elemen teknis sudah dikumpulkan oleh Mesir, termasuk yang diberikan oleh BEA, dilindungi oleh penyelidik Mesir," bunyi pernyataan BEA, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/7).

Sebanyak 12 warga negara Perancis ikut tewas dalam kecelakaan tersebut.

Protes secara publik seperti yang dilakukan BEA ini jarang dilakukan. Biasanya, hanya disampaikan secara rahasia kepada negara yang bertanggung jawab atas penyelidikan.

"BEA menganggap bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa kebakaran terjadi di kokpit ketika pesawat terbang di ketinggian normal pesawat dan bahwa api menyebar dengan cepat mengakibatkan hilangnya kendali atas pesawat," kata pernyataan BEA.

BEA juga menyebut para penyelidik Mesir tidak mempublikasikan laporan akhir mereka. Namun BEA siap untuk melanjutkan kerja sama dengan pihak berwenang Mesir jika mereka akan melanjutkan penyelidikan. Peraturan internasional menetapkan laporan harus dirilis dalam satu tahun setelah terjadi kecelakaan.

EgyptAir dan kementerian penerbangan Mesir belum memberikan respons atas pernyataan BEA.

Seorang sumber anonim yang dekat dengan masalah ini mengatakan "Ada perbedaan politik antara Prancis dan Mesir atas penyelidikan ini," namun menolak memberikan rincian lebih lanjut. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER