Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri RI mengatakan Kedutaan Besar RI untuk
Yunani di Athena terus memantau perkembangan situasi menyusul
kebakaran hutan yang melanda beberapa wilayah Rafina, Pikermi, Mati, Neo Voutzas, Kinetta, dan Timur Attica, sejak awal pekan ini.
Kebakaran hutan terparah yang melanda negara di Eropa tenggara itu sejauh ini telah menelan 74 korban dan melukai 187 orang lainnya.
"Duta Besar bersama Koordinator Fungsi Konsuler KBRI telah mengunjungi lokasi kejadian dan bekerja sama dengan petugas setempat untuk mengetahui dan melakukan investigasi terkait kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban maupun yang mengalami luka-luka," bunyi pernyataan Kemlu RI melalui situsnya, Rabu (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini disebutkan belum ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban dalam kebakaran hutan di Yunani.
Sutarno, 46, WNI yang menetap di Yunani sejak 2008. Mantan Ketua Ikatan Kerukunan Keluarga Indonesia di Yunani itu mengatakan tidak ada warga Indonesia yang tinggal di lokasi kebakaran hutan. Kebanyakan WNI di Yunani berada di Ibu Kota Athena. "Alhamdullilah teman-teman baik, tidak ada yang tinggal di tempat kejadian karena itu di luar Athena," kata Sutarno, yang tinggal di Politia, Athena saat dihubungi
CNNIndonesia.com.
Kebakaran terbesar selama lebih dari satu dekade tersebut memaksa sejumlah warga melarikan diri ke lautan untuk menghindari jalaran api.
Warga menceritakan pemandangan mengerikan saat api melalap sebuah desa tepi pantai, di mana sebagian orang hanya bisa melarikan diri ke arah laut.
Pemadam kebakaran melaporkan banyak orang tak bisa melarikan diri karena "peningkatan intensitas angin," yang membuat api menyebar cepat.
Kapal-kapal dikerahkan secara tergesa-gesa saat api menyebar pada Senin (23/7).
Reuters melaporkan 696 orang diangkut dari pantai dan 19 lainnya dari laut.
Dalam pernyataan itu, Kemlu RI mengatakan KBRI telah mengimbau seluruh warga di Yunani agar meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati.
KBRI juga meminta WNI di sana untuk menghindari wilayah yag terdampak kebakaran hutan dan segera menghubungi hotline KBRI jika membutuhkan bantuan
(nat)