Latih Anak Menembak dengan Senjata Api, Pria AS Ditangkap

AFP | CNN Indonesia
Kamis, 09 Agu 2018 14:49 WIB
Tersangka diduga melatih anak-anak untuk melakukan penembakan di sekolah-sekolah.
Ilustrasi penembakan. (Skitterphoto/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Amerika Serikat menangkap seorang pria yang sedang melatih anak-anak menggunakan senjata api di sebuah perumahan kumuh di New Mexico, Amerika Serikat, pada Rabu (8/8).

Siraj Ibn Wahhaj (40) ditangkap bersama empat orang lainnya di sebuah perumahan terpencil di kawasan gurun Amalia, New Mexico dan telah dituntut kasus kekerasan kepada 11 anak.

Sebanyak sebelas anak berusia satu sampai 15 tahun ditemukan hidup dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyelidik menemukan kondisi ruangan yang kotor, tidak ada air bersih dan listrik, dan hanya ditemukan beberapa makanan seperti satu butir kentang dan sekantong beras," kata polisi seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (9/8).

Jaksa mengutip pernyataan salah satu orang tua asuh dari anak-anak tersebut bahwa Wahhaj melatih mereka menggunakan senjata api untuk persiapan penembakan ke sekolah-sekolah di masa depan.



Akibatnya, dia menghadapi penyelidikan lain terkait pelatihan pembuatan senjata api, atau perangkat apapun yang dapat menyebabkan kerusakan dan pembunuhan. Pelatihan itu dilakukan secara ilegal sehingga termasuk dalam golongan kejahatan.

"Tergugat sedang diperiksa karena memberikan pelatihan senjata api kepada anak-anak sebagai penyebarluasan konspirasi untuk melakukan penembakan ke sekolah-sekolah," kata Jaksa dalam pengajuan pengadilan yang meminta Wahhaj agar ditahan.

"Sampah-sampah berserakan seperti paku, kayu, dan pecahan kaca mengotori rumah. Tidak ada air bersih dan listrik, dan anak-anak berpakaian compang-camping, serta penyelidik juga menemukan beberapa senjata api di rumah itu," katanya.

Menurut Jaksa, Wahhaj merupakan ancaman berbahaya bagi anak-anak dan seluruh masyarakat karena memiliki senjata api yang akan dipergunakan secara ilegal.

Tiga perempuan yang berperan menjadi Ibu dari anak-anak tersebut juga ditangkap bersama dengan laki-laki lainnya, Lucas Morten, dengan tuduhan melakukan kekerasan kepada anak.

Dilansir dari Macau News Agency, Wahhaj sempat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) di Negara Bagian Georgia atas tuduhan penculikan putranya berusia empat tahun.

Wahhaj juga diperiksa terkait kematian remaja berusia 12 tahun yang kemungkinan besar adalah anaknya sendiri, Abdul Ghani Wahhaj, yang mayatnya ditemukan di dalam karavan.

Pada penyelidikan pertama saat 11 anak itu diselamatkan, Abdul masih belum ditemukan. Namun pekan lalu, petugas kembali ke lokasi kejadian setelah menanyakan ke beberapa tersangka yang membuatnya percaya bahwa Abdul masih ada di lokasi tersebut.

"Kami menemukan jenazahnya pada saat hari ulang tahun Abdul kemarin," kata Sherrif Taos County, Jerry Hogrefe, pada Selasa (7/8) lalu. Istri Wahhaj mengatakan bahwa anaknya pergi ke taman bersama ayahnya tetapi tidak pernah kembali.

Dia juga mengatakan bahwa Wahhaj ingin mengusir anaknya dari rumah karena anaknya menderita sakit kejang-kejang dan pertumbuhannya cenderung lambat. Menurut Wahhaj, anaknya sakit karena pengaruh setan. (cin/nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER