Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina,
Rodrigo Duterte, mengunjungi memorial
Holocaust di Israel. Dalam kunjungannya itu, Duterte menyebut agar siapapun bisa mengambil pelajaran dari peristiwa mengerikan ini. Holocaust sendiri merujuk pada peristiwa pembunuhan besar-besaran pada Perang Dunia II oleh Jerman.
Pada 2016, Duterte sempat menyebut dirinya mirip dengan Hitler. Hal ini diungkap ketika ia menyampaikan bahwa dirinya akan membantai tiga juga pengguna dan pengedar narkoba di negaranya. Ia pun lantas meminta maaf setelah mendapat kecaman internasional atas pernyataannya itu.
Dalam kunjungannya ke salah satu bukit di Yarusalem itu, Duterte menyebut, "tidak bisa dibayangkan sebuah negara menaati seorang pemimpin yang tak waras."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saya tidak dapat membayangkan tintinan seseorang akan pergi ke sebuah pesta pembunuhan [...] Saya ingin menyatakan bahwa kita ada dalam satu kelompok yang akan menyatakan bahwa hal ini tidak akan terjadi lagi."
Sebelumnya, tak banyak gembar-gembor ketika pimpinan negara melakukankunjungan ke memorial Holocaust Yad Vashem. Namun, kontroversi Duterte dengan menyamakan diri dengan Hitler membuat kunjungannya kali ini mnejadi sorotan.
Sebelumnya, Duterte telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pertemuan empat hari ke Israel. Agenda kunjungan ini seputar perjanjian pertahanan dan isu lainnya.
Ia lantas menulis dalam buku tamu di memorial itu, "semoga dunia belajar dari peristiwa mengerikan dan yang patut disayangkan dari sejarah manusia."
Besok, Duterte akan meresmikan tugu peringatan di ibukota Israel, Tel Aviv. Peringatan ini didirikan untuk memeringati bantuan Filipina terhadap 1.300 orang Yahudi yang melarikan diri ke negara itu akibat Holocaust.
(eks)