
Korut Akhirnya Sepakat Bahas Denuklirisasi Dua Pekan Depan
CNNIndonesia, CNN Indonesia | Kamis, 06/09/2018 13:21 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara dan Selatan sepakat untuk mengadakan pembicaraan dua pekan depan, pada 18 sampai 20 September. Pertemuan itu akan membahas cara-cara denuklirisasi semenanjung Korea, seperti diungkap seorang pejabat tinggi Korea Selatan pada Kamis (6/9).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berkomitmen kuat untuk mewujudkan denuklirisasi di semenanjung Korea. Hal ini disampaikan penasihat kemanan nasional Korea Selatan Chung Lui-yong sehari setelah pertemuannya dengan Kim di Pyongyang.
Hal serupa diungkap kantor berita Korut, KCNA. Menurut pemberitaan KCNA, Kim Jong Un setuju bahwa kedua pihak Utara dan Selatan harus bersatu untuk berusaha menyukseskan perjanjian denuklirisasi tersebut.
Dua Korea harus berkomitmen untuk mencapai perdamaian abadi, tambahnya. Hal ini disampaikan Kim saat ia bertemu dengan utusan khusus Korea Selatan, Rabu (5/9).
Pemimpin Korea Utara ini akhirnya setuju dan bergabung dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat berencana untuk membahas solusi dalam perundingan denuklirisasi.
Sebelumya, Presiden Moon Jae-in telah beberapa kali mengirimkan beberapa utusan khusus, termasuk Chung, ke Pyongyang. Utusan ini sengaja dikirim untuk membuka kembali pembahasan soal rencana pertemuan tingkat tinggi (KTT) dan solusi atas perundingan denuklirisasi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang selama ini mengalami kebuntuan.
KTT Inter-Korea ini akan menjadi pertemuan ketiga antara Moon dan Kim selama 2018. Utusan khusus Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara telah bersetuju untuk menggelar KTT Pyongyang yang akan dilaksanakan pada September mendatang, dilaporkan KCNA. (SAB/eks)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berkomitmen kuat untuk mewujudkan denuklirisasi di semenanjung Korea. Hal ini disampaikan penasihat kemanan nasional Korea Selatan Chung Lui-yong sehari setelah pertemuannya dengan Kim di Pyongyang.
Hal serupa diungkap kantor berita Korut, KCNA. Menurut pemberitaan KCNA, Kim Jong Un setuju bahwa kedua pihak Utara dan Selatan harus bersatu untuk berusaha menyukseskan perjanjian denuklirisasi tersebut.
Pemimpin Korea Utara ini akhirnya setuju dan bergabung dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat berencana untuk membahas solusi dalam perundingan denuklirisasi.
Sebelumya, Presiden Moon Jae-in telah beberapa kali mengirimkan beberapa utusan khusus, termasuk Chung, ke Pyongyang. Utusan ini sengaja dikirim untuk membuka kembali pembahasan soal rencana pertemuan tingkat tinggi (KTT) dan solusi atas perundingan denuklirisasi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang selama ini mengalami kebuntuan.
KTT Inter-Korea ini akan menjadi pertemuan ketiga antara Moon dan Kim selama 2018. Utusan khusus Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara telah bersetuju untuk menggelar KTT Pyongyang yang akan dilaksanakan pada September mendatang, dilaporkan KCNA. (SAB/eks)
ARTIKEL TERKAIT

Intai Kim Jong Il, Agen Korsel Selipkan Perekam di Penis
Internasional 5 bulan yang lalu
Kepala Pengembang Senjata Nuklir Korut Meninggal
Internasional 5 bulan yang lalu
Jepang Tuding China dan Rusia Tingkatkan Aktivitas Militer
Internasional 5 bulan yang lalu
Korea Selatan Larang Penjualan Kopi di Sekolah
Internasional 5 bulan yang lalu
Presiden Korsel Akan Kirim Utusan Khusus ke Korut
Internasional 5 bulan yang lalu
Tangkal Korut, Anggaran Militer Jepang Pecahkan Rekor
Internasional 5 bulan yang lalu
BACA JUGA

Kerja Sama Dagang, RI-Korsel Kejar Transaksi Rp420 T di 2020
Ekonomi • 19 February 2019 13:08
Semangat Persatuan di Pameran Bunga Korea Utara
Gaya Hidup • 17 February 2019 00:47
FOTO: Saat Warga Korea Lebih Pilih Anjing daripada Punya Anak
Gaya Hidup • 25 January 2019 10:18
Pengusaha Kabur Bawa Rp90 Miliar, Tak Gaji 3.000 Karyawan
Ekonomi • 24 January 2019 14:10
TERPOPULER

FOTO: Kebakaran di Pasar Bangladesh Merenggut 70 Jiwa
Internasional • 2 jam yang lalu
Vatikan Gelar KTT Bahas Skandal Pelecehan Gereja
Internasional 5 jam yang laluMenlu Tak Bahas Petisi Papua Barat di Sidang Dewan HAM
Internasional 37 menit yang lalu