Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Brasil menahan pria yang diduga pelaku penusukan calon presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Kamis (7/9). Pria itu diketahui bernama Adelio Bispo de Oliveira dan diduga menderita gangguan jiwa.
Kepolisian federal melaporkan Oliveira ditangkap tak lama setelah menusuk Bolsonaro sebanyak tiga kali di tengah kerumunan massa saat berkampanye di Juiz de Fora, kota di tenggara Brasil, pada Kamis siang.
Kepolisian hingga kini masih memeriksa Oliveira. Otoritas keamanan juga belum bisa menyimpulkan motif penyerangan meski pria 40 tahun itu tercatat pernah berafiliasi dengan salah satu partai sosialis kiri Partai Sosialisme dan Kebebasan dari 2007-2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini, kami belum tahu apakah insiden ini bermotif politik atau tidak," ucap juru bicara kepolisian lokal di Juiz de Fora, Vitor Albuquerque, seperti dikutip Reuters.
Namun, video pemeriksaan polisi menunjukkan Oliveira mengaku melakukan aksinya karena "diperintahkan Tuhan."
Insiden bermula saat Bolsonaro, capres yang memuncaki jajak pendapat terkini, tengah berada di tengah kerumunan pendukungnya.
Saat Bolsonaro tengah bersorak menyapa para pendukungnya, seorang pria tak dikenal muncul dari kerumunan dan menusuk perut bagian bawahnya sebanyak tiga kali.
Dokter memaparkan ketiga tusukan itu cukup dalam hingga mengenai hati, paru-paru, dan usus pria 63 tahun itu.
Sejumlah potongan gambar menunjukkan Bolsonaro merintih kesakitan hingga terjatuh dan tak sadarkan diri setelah ditikam. Meski tak langsung menyadari apa yang terjadi, para pendukung segera menurunkan Bolsonaro dan melarikannya ke rumah sakit.
Saat ini, kondisi Bolsonaro dikabarkan stabil meski mengalami luka cukup serius hingga memaksanya menjalani serangkaian operasi.
"Ia kehilangan banyak darah, (kami) telah tiba di rumah sakit...nyaris mati. Dia tampak sudah stabil sekarang," kicau anak Bolsonaro, Flavio Bolsonaro lewat akun Twitter-nya.
[Gambas:Video CNN]Meski sudah stabil, Bolsonaro masih harus melalui proses pemulihan selama kurang lebih dua bulan. Dia diperkirakan tidak bisa mengikuti sisa masa kampanye sebelum pemilihan umum digelar Oktober mendatang.
Bolsonaro dikenal sebagai capres dengan pernyataa-pernyataannya yang berani. Ia bahkan meminta agar polisi langsung menembak mati penjahat dan pedagang obat-obat terlarang.
Dalam berbagai jajak pendapat, Bolsonaro berada di posisi kedua di antara tiga kandidat. Ia mengungguli Fernando Haddad, meski masih kalah dengan mantan Presiden Luiz Inacio Lila da Silva.
Peluang Bolsonaro menjadi orang nomor satu di Brasil dianggap masih terbuka karena da Silva masih berstatus terdakwa dalam kasus korupsi.
(has)