Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat Sosial, yang merupakan partai Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven, tetap menjadi unggulan dalam pemilihan umum yang berlangsung pada Minggu (9/9).
Seperti dikutip dari
AFP, kaum anti-imigran sayap kanan itu meraih kemenangan dan berjanji untuk menggunakan pengaruh nyatanya dalam politik.
Dengan penghitungan surat suara yang telah mencapai lebih dari 95 persen distrik, Partai Demokrat Sosial berada di jalur untuk memenangkan Pemilu dengan perolehan 28,3 persen suara, meski menurun dari Pemilu 2014 yang sebesar 31 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, belum dapat dipastikan apakah Lofven akan mampu mengerahkan dukungan yang cukup di parlemen untuk membentuk pemerintahan.
Stefan Lofven meyakini dirinya akan tetap berkuasa dalam beberapa pekan mendatang. Dia mengaku akan menyerukan kerja sama di tengah perpecahan politik, setelah pemilihan umum menunjukkan negara itu menuju parlemen yang menggantung.
"Kami punya waktu dua pekan lagi sampai parlemen terbuka. Saya akan bekerja dengan tenang, sebagai perdana menteri, menghormati para pemilih dan sistem pemilihan Swedia," kata Lofven seperti dikutip
Reuters, Senin(10/9).
Lofven telah memimpin pemerintahan minoritas Demokrat Sosial dan Partai Hijau, dengan dukungan Partai Kiri di parlemen selama empat tahun terakhir. Blok ini memimpin tipis di atas Aliansi kanan dengan hampir 50 persen terhadap 6.004 distrik, meski perhitungan belum selesai.
Baik kelompok sayap kiri, maupun aliansi kanan-tengah oposisi masing-masing terlihat memperoleh sekitar 143 dari 349 kursi di parlemen. Jauh dari 175 kursi seperti yang dibutuhkan untuk menjadi mayoritas.
Pemimpin oposisi Ulf Kristersson dari Partai Moderat konservatif telah berkomitmen untuk menggagalkan upaya Lofven dalam membentuk pemerintahan, dan akan membangun koalisi kanan-tengahnya sendiri.
Partai sayap kanan Demokrat Swedia terlihat membuat perolehan suara meningkat stabil dari 12,9 persen pada 2014 menjadi 17,7 persen dalam Pemilu saat ini. Partai tersebut diketahui memanfaatkan rasa frustasi para pemilih atas imigrasi setelah negara itu menyambut hampir 400 ribu pencari suaka sejak 2012.
"Kami telah memperkuat peran kami sebagai kingmaker. Kami akan mendapatkan pengaruh nyata atas politik Swedia," kata pemimpin Partai Demokrat Swedia Jimmie Akesson.
Partai Demokrat Swedia yang menjadi partai terbesar ketiga, gagal mengambil alih posisi Partai Moderat dengan perolehan sebesar 19,8 persen suara.
(lav)