Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia telah selesai mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 kepada
Suriah. Hal ini sejalan dengan langkah-langkah keamanan baru yang diterapkan Rusia setelah Suriah tidak sengaja menembak jatuh pesawat militernya yang menewaskan 15 orang.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan bahwa militernya telah menyelesaikan pengiriman sistem S-300 termasuk dengan empat alat peluncuran lain.
Shoigu mengatakan bahwa dibutuhkan waktu tiga bulan untuk melatih agar militer Suriah bisa mengoperasikan sistem pertahanan udara baru itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shoigu menambahkan bahwa Moskow telah menambahkan peralatan untuk "perang radioelectronic" dan sekarang mereka mengendalikan wilayah udara di daerah yang digunakan untuk serangan di Suriah.
Moskow mengatakan bahwa pesawat F-16 Israel melakukan serangan udara di provinsi Latakia. Serangan itu merupakan kasus paling mematikan sejak Rusia melakukan intervensi dalam konflik Suriah pada 2015 lalu.
Pada pekan lalu, Rusia mengumumkan bahwa pihaknya akan meningkatkan langkah-langkah keamananan di Suriah dikarenakan pesawat militer Rusia jatuh setelah ditembak menggunakan rudal S-200 secara tidak sengaja.
Sebanyak lima belas tentara Rusia tewas ketika pesawat pengintai Il-20 ditembak jatuh.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pesawat patroli itu hilang dari radar di atas Suriah ketika pasukan Israel melancarkan serangan pada target di Suriah.
Moskow telah mengumumkan bahwa Rusia akan mengacaukan radar pesawat tempur di wilayah dekat Suriah untuk mencegah situasi serupa yang melukai pasukannya.
(cin/eks)