Wartawan Hilang, Parlemen AS Desak Jatuhkan Sanksi bagi Saudi

Tim | CNN Indonesia
Jumat, 12 Okt 2018 11:47 WIB
Parlemen AS mendesak pemerintah untuk menjatuhkan sanksi bagi Saudi jika terbukti wartawan AS asal Saudi yang hilang benar dibunuh.
Ilustrasi (Yuri Gripas)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa anggota parlemen Amerika Serikat merasa frustasi karena Gedung Putih belum mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai Khashoggi yang hilang di Turki. Mereka mengatakan bahwa pemerintah harus mempertimbangkan untuk membatasi penjualan senjata ke kerajaan Arab Saudi

"Penjualan senjata akan menjadi kekhawatiran besar jika ada tanggung jawab seperti ini," kata Senator Cory Gardner sambil menambahkan mengenai adanya bukti potensial yang menunjukkan peran Saudi dalam pembunuhan.

Gardner mengatakan bahwa pemerintahan Trump telah meninggalkan para senator mengenai intelijen yang mengarah ke Arab Saudi dan menuntut para pejabat memberikan laporan lebih lengkap tentang keamanan Khashoggi sebelum dia menghilang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada banyak informasi yang tidak kami ketahui yang perlu kami dapatkan. Ada celah informasi yang perlu diisi segera oleh administrasi, oleh komunitas intelijen," kata dia.

"Pertanyaan yang mendesak adalah apa saja yang ada. Jawabannya sangat diperlukan, agar kami bisa bertindak berdasarkan informasi yang kami miliki, apa yang kami lakukan dengannya," kata dia menambahkan.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri di Senat AS, Bob Corker mengatakan dia tidak melihat bukti pasti siapa yang telah membunuh Khashoggi.

"Tetapi, semua yang saya lihat menunjukkan kepada orang-orang Saudi. Kami tidak memiliki bukti yang menunjuk kemanapun kecuali mereka," kata dia.

Pada Rabu (10/10), para anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat menulis surat kepada Trump dan memintanya untuk menjatuhkan sanksi terhadap siapapun yang bertanggung jawab atas hilangnya Khashoggi.

Para pembuat Undang-Undang menyerukan UU Magnitsky Global, dimana memberi waktu selama 120 hari bagi pemerintah untuk membuat keputusan dan menjatuhkan sanksi.

Pada Selasa (9/10), Kushner dan penasihat keamanan nasional, John Bolton memanggil putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman dan mendorongnya untuk bersikap transparan mengenai apa yang Riyadh ketahui tentang Khashoggi.

Pejabat AS juga meminta untuk menjatuhkan sanksi dengan menghentikan penjualan senjata ke Riyadh, Arab Saudi.

"Saya pikir mereka melompat ke kesimpulan," kata Nauert.

"Ini sepenuhnya merupakan situasi hipotesis pada titik ini. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami tidak memiliki fakta tentang kasus ini," kata dia menambahkan.

Namun Trump menepis kemungkinan penjatuhan sanksi dengan menghentikan perdangangan senjata.

"Mereka menghabiskan US$110 miliar (Rp 1,6 quadriliun) untuk membeli peralatan militer dan lainnya," katanya tentang Saudi.

"Jika kami tidak menjualnya kepada mereka, mereka akan berkata, 'Baik, terima kasih banyak. Kami akan membelinya dari Rusia. 'Atau' Terima kasih banyak. Kami akan membelinya dari China. Itu tidak membantu kami ketika ada pekerjaan dan bukan ketika perusahaan kami kehilangan pekerjaan itu," kata dia.

Sebelumnya, para pejabat Saudi membantah keterlibatan mereka dalam hilangnya Khashoggi. Saudi mengatakan bahwa Khashoggi meninggalkan konsulat tak lama setelah masuk.

Pada Kamis (11/10), Turki menyetujui permintaan Arab Saudi untuk membentuk komite gabungan untuk menyelidiki kasus ini, demikian dilaporkan The Washington Post(cin/eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER