Jakarta, CNN Indonesia -- Kanselir
Angela Merkel menyatakan Jerman berhenti menjual senjata ke
Arab Saudi untuk sementara waktu menyusul kasus pembunuhan
Jamal Khashoggi.
Kerajaan mengaku bahwa Khashoggi, wartawan pengkritik Raja Salman yang hilang sejak 2 Oktober lalu, tewas di dalam gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
"Saya sepakat bersama mereka yang mengatakan bahwa ini saatnya bagi kita untuk membatasi ekspor senjata (ke Saudi) yang tidak dapat mereka lakukan dalam situasi seperti ini," kata Merkel sebagaimana dikutip
AFP, Selasa (22/10).
Dalam jumpa pers itu, Merkel juga kembali menyatakan kecamannya "dalam pernyataan paling keras" terhadap pembunuhan Khashoggi. Dia juga "mendesak klarifikasi" terkait kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melihat kasus ini tidak sepenuhnya diungkap kepada publik. Kami juga melihat para pelaku sangat jauh dari proses hukum dan pengadilan," ucap Merkel.
Merkel mengatakan dia akan terus berkonsultasi dengan mitra-mitra internasional Jerman untuk mengoordinasikan langkah merespons tragedi ini.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, juga mengatakan bahwa saat ini negaranya tidak melihat "urgensi yang mendasari Jerman untuk tetap menjual senjata ke Saudi."
September lalu, Jerman baru saja menyepakati penjualan senjata ke Saudi senilai US$480 juta atau setara Rp7,2 triliun selama 2018.
Riwayat perdagangan alat pertahanan antara Saudi dan Jerman didominasi oleh penjualan kapal patroli.
Keputusan ini diambil Merkel berselang sepuluh bulan sejak kedua negara memulihkan relasi diplomatiknya setelah Saudi menuding Jerman mencapuri urusannya dengan Libanon.
[Gambas:Video CNN]Kasus Khashoggi kian menyudutkan Saudi setelah negara kerajaan itu mengakui bahwa koresponden The Washington Post tersebut tewas di dalam konsulatnya di Istanbul.
Meski begitu, Riyadh menegaskan bahwa pemerintah tidak terlibat dalam konspirasi pembunuhan tersebut.
Saudi menganggap pembunuhan Khashoggi merupakan "sebuah kesalahan sangat besar" yang dilakukan "pihak-pihak" di luar otoritas dan tanggung jawab mereka.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menganggap Saudi berbohong terkait kasus ini. Ia mendesak Saudi untuk bersikap transparan tentang kematian Khashoggi.
(rds/has)