Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Donald Trump kembali menggunakan jejaring sosial Twitter untuk menyindir Presiden
Emmanuel Macron, kali ini mengenai
protes kenaikan harga bahan bakar minyak oleh gerakan rompi kuning di Prancis yang berakhir ricuh akhir pekan lalu.
Melalui akun Twitter pribadinya, Trump menyindir cara Macron meredam aksi protes tersebut, yaitu dengan menunda kenaikan harga BBM.
"Saya senang teman saya @EmmanuelMacron dan para demonstran di Paris sepakat dengan simpulan yang saya capai dua tahun lalu," kicau Trump, Selasa (4/12), merujuk pada perjanjian global mengenai perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perjanjian itu, 192 negara, baik berkembang maupun maju, sepakat mengurangi emisi gas akibat pembakaran.
Tak hanya itu, negara-negara maju juga sepakat mengalirkan dana untuk membantu negara berkembang dalam menanggulangi akibat perubahan iklim.
Trump menganggap perjanjian itu merugikan negaranya karena dapat membuat harga bahan bakar melonjak. Saat resmi menjabat sebagai presiden, Trump pun langsung menarik AS dari perjanjian tersebut.
"Perjanjian Paris sangat buruk karena meningkatkan harga energi bagi negara terkait dan menutupi kesalahan sejumlah negara pembuat polusi paling buruk," tulis Trump.
Isu kenaikan harga bahan bakar ini memanas sejak dua pekan lalu, ketika gerakan yang menamakan diri rompi kuning melakukan demonstrasi besar-besaran setiap akhir pekan.
Unjuk rasa itu berakhir ricuh pada akhir pekan lalu hingga aparat menahan 378 orang, membuat pemerintah mempertimbangkan pendeklarasian situasi darurat.
Tonton juga video: Prancis Tunda Kenaikan BBM, Rompi Kuning Diminta Bubar
[Gambas:Video CNN]
(has)