Jakarta, CNN Indonesia -- Gereja-gereja di
Italia akan membuka pintunya bagi ribuan imigran yang terancam kehilangan tempat tinggal karena undang-undang anti-imigrasi baru pemerintah setempat.
Gagasan ini muncul setelah parlemen Italia menyetujui undang-undang imigrasi dan keamanan baru yang akan mempermudah deportasi bagi para imigran. Regulasi ini diharapkan dapat membenahi tingkat kriminalitas di Italia.
Melalui undang-undang baru yang digagas oleh Matteo Salvini ini, pengetatan regulasi terhadap imigran ilegal memang akan diberlakukan di beberapa kota di Italia.
Pemerintah Italia akan membatasi proses aplikasi pengungsi bagi mereka yang dianggap berpotensi melakukan kriminalitas atau pernah melakukan tindak kriminal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah ini sudah menjadi perhatian gereja sejak rancangan undang-undang itu disetujui Senat pada 7 November dan disahkan Presiden Sergio Mattarella pada 3 Desember, setelah Dewan Perwakilan Rakyat Italia menyepakati RUU tersebut.
Tak lama setelah itu, beberapa gereja Katolik kemudian mengungkapkan ketidaksetujuan mereka.
"Vatikan jelas tidak setuju. Mereka tidak bisa mengusir imigran begitu saja. Hak setiap manusia tidak boleh dilupakan. Sikap solidaritas harus dikedepankan," tutur Pietro Parolin selaku Kardinal Gereja Katolik Italia.
Keputusan ini dapat berpengaruh langsung pada kondisi pengungsi di beberapa kamp, termasuk Mineo. Karena dipercaya telah disusupi berbagai organisasi mafia Italia, tempat pengungsian ini kerap dianggap sebagai ladang kriminalitas.
Pada awal Desember, surat pengusiran bagi 50 orang pengungsi sudah dikirim ke salah satu tempat pengungsian di Mineo, Sisilia. Tempat pengungsian ini merupakan yang terbesar di Eropa setelah Kamp Moria di Yunani.
Calogero Peri, Uskup Caltagirone, pun mengatakan telah menyediakan 40 tempat tidur di fasilitas terdekat milik gereja untuk menampung korban pengusiran tersebut.
"Jika tak ada cukup tempat tidur, saya sudah berbicara dengan uskup lain agar membukakan pintu gereja untuk setiap korban pengusiran," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa tindakan ini bukan sikap politik, melainkan upaya melindungi individu.
Sebanyak 24 pengungsi lainnya di Isola Capo Rizzuto juga diusir setelah undang-undang Salvini disetujui.
Di kota kecil Tuscan, provinsi Pistoia, Pastor Massimo Biancalani juga menyatakan telah menampung imigran di Gereja Santa Maria Maggiore.
Melihat sikap yang diambil gereja-gereja Italia, Paus Fransiskus, menunjukkan dukungannya melalui sebuah surat.
"Terus bawa orang masuk. Saya mendukung Anda," tulisnya.
Menurut data yang diberikan oleh Konferensi Episcopal Italia (CEI), gereja-gereja Italia telah menampung 25 ribu imigran terlantar sejak tahun 2017. Penampungan ini sebagian dibiayai oleh dana Uni Eropa yang dialokasikan untuk pengungsi.
(fey/has)