Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu RI, Judha Nugraha mengatakan hingga akhir pekan lalu sebanyak 38 warga Indonesia telah meninggalkan .
Keputusan tersebut dilakukan setelah duta besar Indonesia sebelumnya menetapkan status Siaga 2 di Myanmar menyusul kekerasan oleh aparat keamanan dan gelombang demonstrasi yang kian meluas di negara tersebut.
"Ada 38 orang yang lapor ke KBRI untuk kepulangan tanggal 5, 10, dan 12 Maret," kata Judha kepada CNNIndonesia.com, Minggu (7/3) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa WNI yang tidak memiliki keperluan mendesak dan esensial di Myanmar telah memutuskan kembali ke Indonesia."
Para WNI pulang ke Indonesia dengan menumpang pesawat bantuan yang telah disediakan dengan menggunakan biaya yang ditanggung masing-masing.
"Ada relief flight (pesawat bantuan) yang memang sudah tersedia untuk keluar dari Myanmar atas biaya mandiri," ucapnya.
Diketahui penerbangan bantuan internasioanl yang keluar dari Myanmar masih beroperasi di Bandara Internasional Yangon. Para WNI yang kembali ke Indonesia menumpang pesawat Myanmar Airways International (MAI) dan Singapore Airlines yang merupakan penerbangan bantuan komersial dari Yangon.
"Kami mendorong semua warga negara Indonesia yang ingin pulang ke rumah untuk memeriksa langsung dengan maskapai penerbangan dan agen perjalanan mereka untuk jadwal penerbangan, detail tambahan, dan konfirmasi pemesan," kata Judha.
Bagi WNI dan warga asing yang menikah dengan warga Indonesia bisa melakukan pemesanan melalui surel dengan forma nama lengkap sesuai paspor, nomor paspor, tujuan perjanan dan informasi kontak telepon ke [email protected] atau [email protected].
KBRI di Myanmar pada 4 Maret lalu menetapkan status siaga 2 menyusul situasi di sana yang kian memburuk. Duta Besar RI untuk Myanmar Iza Fadri mengatakan status itu ditetapkan karena memperhatikan perkembangan situasi terkini.
"Memperhatikan perkembangan situasi terakhir dan sesuai rencana kontijensi, saat ini KBRI Yangon menetapkan status Siaga 2," kata Iza kepada CNNIndonesia.com.
Iza telah menyampaikan imbauan agar WNI tetap tenang dan berdiam diri di kediaman masing-masing, menghindari bepergian, termasuk ke tempat kerja jika tidak ada keperluan sangat mendesak.
"Bagi WNI beserta keluarganya yang tidak memiliki keperluan dan pekerjaan yang esensial, dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan penerbangan kembali ke Indonesia yang saat ini masih tersedia," ujarnya.
Sebulan sejak kudeta militer, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat lebih dari 50 orang telah tewas. Sekitar 38 orang tewas dalam unjuk rasa pada 3 Maret lalu, jumlah korban terbanyak dalam sehari selama kudeta berlangsung.
Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Burgener mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil tindakan dan memulihkan demokrasi di Myanmar.
Pernyataan itu disampaikan Burgener dalam pertemuan tertutup dengan anggota Dewan Keamanan PBB membahas krisis di Myanmar, Jumat (5/3). Menurutnya, selama ini tak ada tindakan tegas di tengah penindasan yang dilakukan junta militer terhadap rakyat Myanmar.
![]() Infografis Mereka yang Menentang Kudeta Myanmar |