
Oposisi Pecah, Mantan Menlu Israel Didepak Koalisi
Reuters, CNN Indonesia | Rabu, 02/01/2019 00:44 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Oposisi utama sayap kiri Israel pecah pada Selasa (1/1) dan membuat mantan menteri luar negeri Israel Tzipi Livni didepak dari koalisi jelang pemilihan pada April mendatang.
Zionist Union, faksi kedua terbesar di parlemen, dibentuk sebagai kerjasama antara Partai Buruh yang dipimpin oleh Avi Gabbay, dan partai kecil Hatnua yang dipimpin oleh Livni.
Koalisi tersebut mendapatkan nilai buruk pada jajak pendapat baru-baru ini.
Dalam pertemuan Zionist Union baru-baru ini, Livni didepak oleh Gabbay tanpa basa-basi.
Perpecahan tersebut menambah drama jelang kampanye pemilu beberapa waktu terakhir. Sebelumnya terjadi perpecahan di Jewish Home, koalisi sayap kanan yang dipimpin Likud, partai Perdana Menteri Israel saat ini, Benjamin Netanyahu.
"Saya berharap dan percaya koalisi ini akan membawa sebuah hubungan yang nyata, berkembang, dan kami akan saling melengkapi. Namun publik kini cerdas, melihat ini bukan situasi dan menjauhkan diri dari kita," kata Gabbay.
"Tzipi, saya berharap Anda sukses dalam pemilihan, dalam partai apapun Anda berada," kata Gabbay, mengumumkan perpecahan koalisi tersebut dalam siaran langsung di televisi.
Langkah tersebut rupanya membuat Livni yang merupakan mantan perunding perdamaian dengan Palestina dan pemimpin koalisi oposisi saat ini terkejut.
"Saya tak akan menanggapi. Saya akan membuat keputusan saya sendiri. Terima kasih." kata Livni yang langsung meninggalkan ruangan.
Pada jumpa media tak lama setelahnya, Livni mengatakan dirinya akan menjadi prajurit dan memimpin Hatnua dalam pemilu mendatang, meskipun partai itu hanya memiliki lima wakil dalam 120 kursi parlemen.
Jumlah Hatnua itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan Partai Buruh dengan 19 kursi dan Likud dengan 30 kursi.
"Apa yang lebih penting daripada cara Partai Buruh memisahkan diri dari Hatnua adalah meninggalkan cara yang saat ini digunakan pemerintah, sehingga kita akan bisa berpisah dari Palestina," kata Livni merujuk solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.
Jajak pendapat sebelumnya memprediksi Likud akan memenangkan pemilihan cepat dengan perolehan kursi antara 27 hingga 31, cukup besar untuk memimpin koalisi sayap kanan.
Capaian ini akan menjadi peluang emas bagi Benjamin Netanyahu meskipun ada tiga investigasi terkait korupsi terhadapnya.
Tzipi Livni yang kini berusia 60 tahun, pernah menjabat sebagai menteri luar negeri pada 2006 hingga 2009. Dirinya merupakan mantan perwira junior di badan intelijen Israel, Mossad, dan pernah menjadi anggota beberapa partai dan koalisi pemerintah sejak terjun ke politik pada 1999. (end)
Zionist Union, faksi kedua terbesar di parlemen, dibentuk sebagai kerjasama antara Partai Buruh yang dipimpin oleh Avi Gabbay, dan partai kecil Hatnua yang dipimpin oleh Livni.
Koalisi tersebut mendapatkan nilai buruk pada jajak pendapat baru-baru ini.
Dalam pertemuan Zionist Union baru-baru ini, Livni didepak oleh Gabbay tanpa basa-basi.
Perpecahan tersebut menambah drama jelang kampanye pemilu beberapa waktu terakhir. Sebelumnya terjadi perpecahan di Jewish Home, koalisi sayap kanan yang dipimpin Likud, partai Perdana Menteri Israel saat ini, Benjamin Netanyahu.
"Saya berharap dan percaya koalisi ini akan membawa sebuah hubungan yang nyata, berkembang, dan kami akan saling melengkapi. Namun publik kini cerdas, melihat ini bukan situasi dan menjauhkan diri dari kita," kata Gabbay.
"Tzipi, saya berharap Anda sukses dalam pemilihan, dalam partai apapun Anda berada," kata Gabbay, mengumumkan perpecahan koalisi tersebut dalam siaran langsung di televisi.
Langkah tersebut rupanya membuat Livni yang merupakan mantan perunding perdamaian dengan Palestina dan pemimpin koalisi oposisi saat ini terkejut.
"Saya tak akan menanggapi. Saya akan membuat keputusan saya sendiri. Terima kasih." kata Livni yang langsung meninggalkan ruangan.
Pada jumpa media tak lama setelahnya, Livni mengatakan dirinya akan menjadi prajurit dan memimpin Hatnua dalam pemilu mendatang, meskipun partai itu hanya memiliki lima wakil dalam 120 kursi parlemen.
Jumlah Hatnua itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan Partai Buruh dengan 19 kursi dan Likud dengan 30 kursi.
"Apa yang lebih penting daripada cara Partai Buruh memisahkan diri dari Hatnua adalah meninggalkan cara yang saat ini digunakan pemerintah, sehingga kita akan bisa berpisah dari Palestina," kata Livni merujuk solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.
Jajak pendapat sebelumnya memprediksi Likud akan memenangkan pemilihan cepat dengan perolehan kursi antara 27 hingga 31, cukup besar untuk memimpin koalisi sayap kanan.
Capaian ini akan menjadi peluang emas bagi Benjamin Netanyahu meskipun ada tiga investigasi terkait korupsi terhadapnya.
Tzipi Livni yang kini berusia 60 tahun, pernah menjabat sebagai menteri luar negeri pada 2006 hingga 2009. Dirinya merupakan mantan perwira junior di badan intelijen Israel, Mossad, dan pernah menjadi anggota beberapa partai dan koalisi pemerintah sejak terjun ke politik pada 1999. (end)
ARTIKEL TERKAIT

Israel Protes Salah Satu Menteri Yordania Injak Benderanya
Internasional 1 bulan yang lalu
Pemindahan Kedutaan Brasil ke Yerusalem Hanya Soal Waktu
Internasional 1 bulan yang lalu
Israel-AS Kerja Sama Cegah Palestina Jadi Anggota Penuh PBB
Internasional 1 bulan yang lalu
Eks Kepala Staf Militer Israel Tantang Netanyahu di Pemilu
Internasional 1 bulan yang lalu
Israel Disebut Percepat Bangun Ribuan Rumah di Tepi Barat
Internasional 1 bulan yang lalu
Dari AS, Kisruh Status Yerusalem Merembet ke RI-Australia
Internasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Susul Israel, India Rancang Misi ke Bulan
Teknologi • 22 February 2019 05:02
Misi ke Bulan Israel Lepas Landas Besok
Teknologi • 21 February 2019 20:38
VIDEO: Panduan Tur Yerusalem Ala Warga Palestina dan Israel
Gaya Hidup • 14 February 2019 18:25
Museum Wadah Bumbu Dapur di Israel
Gaya Hidup • 03 January 2019 09:43
TERPOPULER

Duterte Lantik Tokoh Pemberontak jadi Pemimpin Mindanao
Internasional • 2 jam yang lalu
Rakyat Venezuela Tuntut Kebebasan di Konser Kemanusiaan
Internasional 53 menit yang lalu
Pakistan Peringatkan India untuk Tak Main-Main
Internasional 3 jam yang lalu