Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi paramiliter
Israel mengevakuasi paksa puluhan pemukim
Yahudi keluar dari pos ilegal di
Tepi Barat hingga menyebabkan beberapa orang terluka, Kamis (3/1).
Kepolisian melaporkan bahwa lima petugas terluka akibat dilempari batu oleh para pemukiman, kebanyakan pemuda, saat sedang melakukan evakuasi. Laporan media kemudian menambahkan bahwa enam pemukim juga terluka.
Pemukim-pemukim tersebut mendirikan dua karavan di pos Amona sejak bulan lalu sebagai wujud protes terhadap lonjakan serangan Palestina di Tepi Barat dalam beberapa waktu terakhir.
Evakuasi dilakukan setelah Pengadilan Distrik Yerusalem menolak petisi pemukim untuk menolak penggusuran pada Rabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua tahun lalu, 300 pemukim Amona juga dipindahkan oleh polisi setelah Mahkamah Agung memutuskan bahwa permukiman tersebut dibangun secara ilegal dan tanpa izin pemerintah Israel di tanah milik pribadi Palestina pada 1995.
Sebagian besar negara-negara menganggap semua permukiman Israel di tanah tersebut sebagai pembangunan ilegal.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Israel. Otoritas Israel bahkan mengeluarkan izin untuk lebih dari dua ribu rumah di Tepi Barat pada minggu lalu.
Sekitar 500 ribu warga Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang juga diduduki oleh Israel dalam konflik 1967. Kedua daerah tersebut adalah rumah bagi lebih dari 2,6 juta warga Palestina.
Sementara proyek penyelesaian Israel terus mendapat kecaman dari Palestina dan Eropa, pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump tak pernah secara lantang menyuarakan sikap mereka.
(fey/has)