China Sangkal Eks Diplomat Kanada Ditangkap Kebal Diplomatik

CNN Indonesia
Senin, 14 Jan 2019 23:00 WIB
Kemenlu China menyangkal klaim yang menyatakan eks diplomat Kanada, Michael Kovrig, masih mempunyai kekebalan diplomatik saat ditangkap.
Ilustrasi. (Istockphoto/menonsstocks)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri China menyangkal klaim yang menyatakan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig masih mempunyai kekebalan diplomatik. Dia adalah salah satu orang asing yang ditangkap, tak lama selepas Kanada menangkap Direktur Keuangan Huawei, Meng Wangzhou pada 2018 lalu.

"Tidak peduli bagaimana Anda (Kanada) melihatnya, tetapi Michael Kovrig tidak memiliki kekebalan diplomatik di bawah Konvensi Wina," demikian pernyataan Kemenlu China, seperti dikutip Reuters, pada Senin (14/1).

Pernyataan tersebut diungkapkan sebagai jawaban pernyataan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau pada Jumat pekan lalu. Dia menuduh China tidak menghormati prinsip kekebalan diplomatik dalam kasus ini.
"Sangat disayangkan China telah secara sewenang-wenang dan tidak adil menahan dua warga negara Kanada, dan dalam salah satu kasus (Kovrig) mereka tidak menghormati prinsip kekebalan diplomatik," tutur Trudeau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trudeau tak menjelaskan alasan Kovrig berhak atas kekebalan diplomatik.

Hubungan kedua negara memanas semenjak penangkapan Meng Wangzhou atas permintaan Amerika Serikat.

Sejak pertikaian itu, pemerintah China menyatakan menahan 13 warga Kanada, termasuk Michael Kovrig dan dua warga lainnya, pengusaha Michael Spavor dan seorang guru, Sarah McIver.

Kovrig ditahan atas tuduhan membahayakan keamanan nasional pada Desember 2018 lalu.
McIver telah dibebaskan dan pulang kembali ke Kanada, sedangkan Kovrig dan Spavor masih dalam tahanan hingga kini.

Ketika hubungan antara penangkapan Meng dan penangkapan warga Kanada dipertanyakan, China tidak secara langsung mengaitkan keduanya. Mereka mengklaim kasus Kovrig dan Spavor masih diusut.

Kendati demikian, para diplomat negara barat yang bertugas di Beijing menyebut penahanan tersebut sebagai bentuk balas dendam China atas penangkapan Meng. Mereka mengatakan Kovrig dan Spavor menjadi 'sandera politik' China terhadap Kanada.

Meng dituduh melanggar sanksi AS terhadap Iran, lantaran berbisnis dengan salah satu perusahaan yang beroperasi di negara tersebut. Sempat ditahan, kini Meng telah dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar US$7,5 juta (sekitar Rp108.6 miliar).
Hal ini juga disebut sebagai imbas dari perang dagang dan persaingan politik AS dan China. (fey/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER