Jakarta, CNN Indonesia -- Jasad enam korban
penembakan di dua masjid di
Christchurch,
Selandia Baru, pekan lalu diserahkan ke pihak keluarga pada Selasa (19/3).
"Enam korban yang sudah teridentifikasi sudah dikembalikan ke keluarga," demikian pernyataan Kepolisian Selandia Baru yang dikutip
AFP.
Kepolisian Selandia Baru menyatakan bahwa proses pengembalian jasad memakan waktu karena mereka masih melakukan autopsi.
"Baru 12 jasad yang berhasil diidentifikasi," tulis Kepolisian Selandia Baru dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keterlambatan pengembalian jasad ini membuat sejumlah keluarga frustrasi karena mereka ingin menguburkan korban sesuai ajaran Islam, yaitu dalam kurun waktu 24 jam setelah meninggal.
Seorang imigran Afghanistan yang ayahnya menjadi korban, Mohamed Safi, mengaku frsutrasi karena tak kunjung mendapatkan kabar dari pihak kepolisian.
"Mereka hanya bilang mereka menjalankan semua sesuai prosedur, mereka melakukan satu proses. Namun, proses apa? Mengapa saya tidak tahu apa yang dilakukan dalam proses identifikasi tubuh? Mengapa saya tidak dihubungi secepatnya sebagai keluarga?" katanya.
Kepolisian Selandia Baru memaklumi keluhan keluarga ini. Namun, mereka kembali menegaskan bahwa proses autopsi memang memakan waktu tak sebentar.
"Kami melakukan apa pun untuk membuat proses ini berjalan secepat mungkin dan mengembalikan korban ke orang-orang kesayangan mereka," demikian pernyataan kepolisian.
[Gambas:Video CNN]Secara keseluruhan, penembakan di dua masjid di Christchurch ini menewaskan 50 orang, termasuk satu warga negara Indonesia.
CNNIndonesia.com sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri RI untuk mengonfirmasi kepastian mengenai pengembalian jasad WNI yang tewas dalam teror Christchurch. Namun, pihak Kemlu belum merespons.
(has)