Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan di Kota Christchurch,
Selandia Baru, melanjutkan persidangan terhadap pelaku teror
penembakan di dua masjid pada 15 Maret lalu, Brenton Harrison Tarrant. Dalam sidang kali ini, hakim memerintahkan kepada jaksa penuntut umum supaya memeriksa kejiwaan terdakwa.
Seperti dilansir
Reuters, Jumat (5/4), sidang lelaki asal Australia itu dimulai dengan pembacaan dakwaan sebanyak 89. Terdiri dari 50 kasus pembunuhan dan 39 percobaan pembunuhan.
Sedangkan dakwaan satu kasus pembunuhan sudah terlebih dulu dibacakan sehari selepas Tarrant melakukan aksinya. Pembacaan dakwaan hari ini berlangsung selama 20 menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim Cameron Mander menyatakan perintah untuk memeriksa kejiwaan Tarrant untuk memastikan dia layak untuk diadili. Menurut dia hal itu lazim dalam proses persidangan.
Tarrant tidak berada di ruang sidang saat pembacaan dakwaan berlangsung. Dia ditempatkan di penjara tingkat maksimum di Auckland, dan mengikuti persidangan melalui telekonferensi.
Dari tayangan telekonferensi, Tarrant terlihat duduk dan mengenakan seragam tahanan berwarna abu-abu dan diborgol. Dia mengikuti pembacaan dakwaan dengan tenang.
Sipir penjara menyatakan lelaki berusia 28 tahun itu diawasi selama 24 jam penuh. Selepas mendengarkan dakwaan, Tarrant tidak mengajukan keberatan.
Meski menyatakan tidak ingin didampingi pengacara, pemerintah Selandia Baru memutuskan menunjuk dua advokat menjadi kuasa hukum Tarrant. Yakni Shane Tait dan Jonathan Hudson. Tait membenarkan dia ditunjuk untuk menjadi kuasa hukum tetapi enggan membahas soal kasus itu.
Sidang itu berlangsung tertutup bagi pewarta foto dan televisi. Namun, hakim membolehkan para pewarta mengikuti persidangan hanya berbekal catatan, dengan alasan menjaga integritas dan keadilan proses persidangan.
Sejumlah keluarga, kerabat, dan rekan korban serta orang-orang yang selamat dalam penembakan juga hadir dalam persidangan Tarrant hari ini. Mereka menyatakan ingin melihat seperti apa rupa pelaku yang menewaskan orang-orang terkasih mereka.
"Saya ingin melihat orang yang membunuh teman-teman saya. Dia tidak punya perasaan," kata seorang jemaah masjid di Christchurch, Tofazal Alam.
Alam menyatakan tidak sedang berada di masjid saat penembakan terjadi.
Hari ini Masjid Al Noor yang menjadi salah satu lokasi penembakan resmi dibuka kembali. Di tempat itu Tarrant membunuh 42 jemaah yang hendak menunaikan salat Jumat.
[Gambas:Video CNN]Ribuan orang, baik Muslim maupun Non-Muslim menghadiri pembukaan kembali Masjid Al Noor.
"Mereka datang dari jauh cuma untuk mengatakan meminta maaf," kata seorang muazin Masjid Al Noor, Israfil Hossain.
(ayp)