Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Turki langsung bereaksi atas pernyataan Perdana Menteri
Israel,
Benjamin Netanyahu, yang dalam kampanyenya menjanjikan bakal mencaplok wilayah pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat, Palestina yang saat ini mereka duduki. Menurut Turki ucapan Netanyahu cuma dianggap hendak mendulang suara dalam pemilihan umum mendatang.
"Pernyataan tidak bertaggung jawan PM Netanyahu hanya bertujuan untuk mencari suara sebelum pemilihan umum dan tidak mengubah fakta," cuit Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dilansir
Reuters, Senin (8/4).
Cavusoglu menyatakan pendudukan wilayah Tepi Barat oleh Israel sudah melanggar hukum internasional. Apalagi saat ini mereka sudah dibantu sejumlah negara yang mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Negara Zionis, dan klaim Amerika Serikat yang menyatakan Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Israel.
Netanyahu menyampaikan pernyataan itu dalam wawancara dengan stasiun televisi Israel,
Channel 12, pada Sabtu pekan lalu. Dia saat itu ditanya mengapa tidak mengklaim wilayah Tepi Barat, setelah dianggap berhasil mengklaim Yerusalem dan Golan atas bantuan negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan memperluas kedaulatan dan tidak membedakan antara wilayah pemukiman terbuka dan terisolasi," kata Netanyahu saat itu.
Pernyataan Netanyahu memancing amarah dari sejumlah tokoh Palestina. Mereka mengecam niat Netanyahu.
Rakyat Palestina dan sejumlah negara menyatakan wilayah pendudukan Israel dan pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dianggap bertentangan dengan Konvensi Jenewa. Israel menolak hal itu dengan argumen keputusan mereka menduduki wilayah itu terkait dengan keamanan dan klaim sejarah politik atas kawasan itu.
Palestina menginginkan Yerusalem Timur menjadi ibu kota mereka jika merdeka kelak. Namun, perundingan damai antara Palestina dan Israel terhenti sejak 2014.
[Gambas:Video CNN] (ayp)