Partai Erdogan Kalah di Pemilu Daerah Istanbul dan Ankara

CNN Indonesia
Selasa, 02 Apr 2019 18:40 WIB
Partai pimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Partai Keadilan dan Kesejahteraan (AKP), kalah suara dalam pemilihan umum daerah di Ankara dan Istanbul.
Partai pimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Partai Keadilan dan Kesejahteraan (AKP), kalah suara dalam pemilihan umum daerah di Ankara dan Istanbul. (Kayhan Ozer/Presidential Press Office/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai pimpinan Presiden TurkiRecep Tayyip Erdogan, Partai Keadilan dan Kesejahteraan (AKP), kalah suara dalam pemilihan umum daerah di Ankara dan Istanbul.

Ketua Dewan Pemilihan Umum Turki (YSK), Sadi Guven, mengatakan berdasarkan hasil hitung cepat pada Senin (1/4), kandidat Wali Kota Istanbul dari oposisi, Ekrem Imamoglu, unggul dengan perolehan suara 4.159.650. 
Sementara itu, kandidat dari AKP sekaligus mantan perdana menteri Turki, Binali Yildirim, hanya mendapat suara sebanyak 4.131.761, selisih 28 ribu suara.

Menurut Guven, masih ada 84 kotak suara yang masih harus dihitung. Namun, baik Imamoglu dan Yildirim sama-sama telah mengklaim kemenangan sejak Senin pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip AFP, Erdogan terus memaksimalkan kampanye bersama partainya menghadapi pemilihan daerah yang berlangsung akhir pekan lalu.
Ia menggambarkan pemungutan suara wali kota dan dewan distrik ini sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup bangsa.

Namun, belakangan popularitas AKP menurun akibat perlambatan ekonomi yang melanda Turki dalam beberapa waktu terakhir.

Sementara itu, dalam pilkada Ankara, kandidat oposisi Mansur Yavas unggul dengan 50,89 persen suara. Sementara itu, kandidat AKP hanya mampu meraih 47,06 persen suara.

[Gambas:Video CNN]

Erdogan, yang telah mendominasi politik Turki selama lebih 16 tahun, dikenal sebagai pemimpin paling populer dan juga tegas dalam sejarah modern negara itu. Namun, pemilu lokal di Turki menjadi tantangan tersendiri untuk Erdogan dan partainya.

Pemilu dilangsungkan di saat angka pengangguran dan inflasi kian meningkat sebagai akibat krisis mata uang tahun lalu.  (rds/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER