Parlemen Inggris Minta Tenggat Brexit Diundur Lagi

CNN Indonesia
Selasa, 09 Apr 2019 15:58 WIB
Parlemen meminta Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) dengan kesepakatan. Hal itu memaksa PM Theresa May meminta penundaan tenggat lagi.
Ilustrasi unjuk rasa warga Inggris terkait Brexit. (REUTERS/Peter Nicholls)
Jakarta, CNN Indonesia -- Parlemen Inggris menyetujui usul yang memastikan Inggris tidak akan keluar dari Uni Eropa (UE) tanpa kesepakatan. Hal itu memaksa Perdana Menteri Theresa May meminta UE kembali menunda tenggat Brexit yang seharusnya terjadi Jumat (12/4) pekan ini.

Parlemen menerima persetujuan dari Majelis Tinggi dan Majelis Rendah pada sidang Senin (8/4) malam waktu setempat.

Seperti dilansir Associated Press, Selasa (9/4), May menyatakan akan melakukan itu. Namun, anggota parlemen tak mempercayai pemerintah dan menginginkan jaminan kebijakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ini, parlemen akan membahas berapa lama perpanjangan tenggat yang dibutuhkan. May menginginkan Brexit ditunda hingga 30 Juni.
Inggris masih bisa keluar tanpa kesepakatan apabila pimpinan UE menolak mengabulkan penundaan kedua. Maka dari itu May saat ini masih membujuk kelompok oposisi di dalam negeri serta pemimpin UE.

Para pemimpin UE dijadwalkan bertemu pada Rabu (10/4) di Brussels untuk mempertimbangkan permintaan itu. Perpanjangan membutuhkan persetujuan dari seluruh 27 petinggi anggota UE.

Pihak May menyatakan sudah berbicara dengan sejumlah petinggi Eropa melalui telepon dan akan bertolak ke Berlin dan Paris hari ini, untuk bertemu langsung dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt meminta petinggi Eropa kooperatif. Ia menyatakan May benar-benar ingin merealisasikan Brexit.

"Mereka (petinggi UE) ingin Brexit diselesaikan secepat mungkin. Kami juga," kata Hunt.

Beda Sikap Petinggi UE

Para petinggi UE ternyata memiliki sikap berbeda terkait situasi ini. Macron ternyata sudah jengah dengan ketidakjelasan Brexit. Ia menolak ide memperpanjang penundaan Brexit. Menurutnya UE tidak bisa terus-terusan disandera krisis politik Inggris.

Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar menyatakan peluang memperpanjang batas waktu Brexit yang kedua masih terbuka.

"Akan ada perbedaan pandangan. Namun saya yakin kami akan mencapai kesepakatan," ucap Varadkar.

[Gambas:Video CNN]

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menyatakan May harus bisa memastikan Uni Eropa bahwa Brexit akan terjadi jika diberi perpanjangan waktu. (chr/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER