Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Tertinggi
Korea Utara,
Kim Jong-un, akan segera melawat ke
Rusia untuk menggelar pertemuan tinggi perdana bersama Presiden
Vladimir Putin.
Hal itu dinyatakan oleh kantor berita resmi pemerintah Korut, KCNA, untuk mengonfirmasi lawatan Kim Jong-un yang sebelumnya telah diumumkan Kremlin.
"Kim Jong-un akan segera berkunjung ke Rusia atas undangan Presiden Putin. Mereka akan berdiskusi dalam kunjungan tersebut," kata laporan KCNA, Selasa (23/4).
KCNA tidak menjelaskan lebih detail terkait tempat dan waktu pertemuan antara Putin dan Kim Jong-un akan berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, kedua pemimpin diperkirakan akan bertemu di kota Vladivostok, bagian timur Rusia pada Rabu atau Kamis pekan ini.
Peristiwa itu akan menjadi pertemuan tinggi pertama antara pemimpin Korut dan Rusia sejak ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il, bertemu dengan Presiden Dmitry Medvedev delapan tahun lalu.
KTT Rusia-Korut ini berlangsung kurang dari dua bulan setelah Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bertemu untuk kedua kalinya di Hanoi, Vietnam, sekitar akhir Maret lalu.
Dalam pertemuan itu, Trump dan Kim Jong-un gagal mencapai kesepakatan bersama terkait denuklirisasi.
Selain Trump, Kim Jong-un juga telah bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden China Xi Jinping.
Kim Jong-un telah bertemu dengan Xi, sekutu terdekatnya, sebanyak empat kali selama satu tahun terakhir.
Dikutip
AFP, sejumlah analis memaparkan hal itu dilakukan Kim Jong-un menyusul rencana Korut mencari dukungan internasional yang lebih luas lagi di saat negosiasinya dengan Trump mandek.
Hal utama yang membuat negosiasi Trump dan Kim Jong-un berjalan di tempat adalah terkait penerapan sanksi.
Korut ingin AS mencabut segala sanksi sebelum Pyongyang melucuti senjata nuklirnya. Sementara itu, AS tetap ingin menerapkan sanksi ketat kepada Korut sampai negara itu benar-benar menuruti kemauan mereka.
[Gambas:Video CNN]Rusia telah lama mendorong negara-negara untuk melonggarkan sanksi internasional terhadap Korut. Washington menuding Moskow berusaha membantu Pyongyang menghindari kewajibannya terkait denuklirisasi.
(rds/ayp)