Jakarta, CNN Indonesia -- Kaisar
Jepang,
Akihito (85), hari ini menjalani upacara turun takhta setelah menduduki jabatannya selama tiga dasawarsa. Sebelum melepas masa kepemimpinan Takhta Seruni, dia terlebih dulu berdoa di kuil Shinto dan berdoa kepada Dewa Matahari.
Seperti dilansir
Reuters, Selasa (30/4), Akihito terlebih dulu berdoa di kuil yang berada di dalam Istana Akasaka, kepada Dewa Matahari Amaterasu Omikami. Menurut legenda, para pemimpin kekaisaran Jepang adalah keturunan Dewa Matahari.
Dia juga mendoakan kedua anaknya, Pangeran Naruhito dan Pangeran Akishino.
Akihito terlihat mengenakan jubah kebesaran tradisional Kekaisaran Jepang dengan penutup kepala warna hitam. Dia berjalan perlahan ke dalam kuil sambil membawa pedang pusaka. Pangeran Naruhito juga terlihat melakukan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upacara turun takhta ini dihadiri oleh Istri Akihito, Permaisuri Michiko, Putri Mahkota Masako, Perdana Menteri Shinzo Abe, hingga kepala Parlemen dan Ketua Mahkamah Agung Jepang.
Upacara turun takhta ini menarik perhatian sejumlah penduduk Jepang dan pelancong. Mereka berkerumun di sekitar istana mengikuti jalannya prosesi.
Sejak Jepang kalah dalam Perang Dunia II, Akihito menjadi kaisar pertama yang tidak lagi mempunyai kekuasaan mutlak. Kewenangannya dibatasi oleh undang-undang. Dia juga menjadi kaisar pertama yang turun takhta selama dua abad.
 (CNN Indonesia/Timothy Loen) |
Sejak menduduki posisi kaisar,Akihito lebih giat mengajak proses rekonsiliasi dan memimpin Jepang bangkit usai perang.
Akan tetapi di usia senja, Akihito terlihat tidak sanggup lagi memikul jabatan itu. Dia mengidap kanker prostat dan sudah menjalani bedah jantung. Maka dari itu tiga tahun lalu dia menyatakan khawatir tidak bisa lagi menjalani tugasnya.
[Gambas:Video CNN] (ayp)