Pemilu Filipina Dibayangi Kasus Pembelian Suara Massal

CNN Indonesia
Senin, 13 Mei 2019 09:11 WIB
TPS pemilu sela di Filipina baru saja dibuka, Senin (13/5), pukul 06.00 waktu setempat, tapi kepolisian sudah menerima laporan pembelian suara besar-besaran.
TPS pemilu sela di Filipina baru saja dibuka, Senin (13/5), pukul 06.00 waktu setempat, tapi kepolisian sudah menerima laporan pembelian suara besar-besaran. (AFP Photo/Ted Aljibe)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tempat pemungutan suara pemilihan umum sela di Filipina baru saja dibuka pada Senin (13/5) pukul 06.00 waktu setempat, tapi kepolisian sudah menerima laporan pembelian suara besar-besaran di berbagai penjuru.

"Kami mendapatkan laporan terjadi insiden pembelian suara-besar-besaran di mana-mana," ujar Kepala Kepolisian Filipina (PNP), Oscar Albayalde, sebagaimana dikutip Inquirer.

Albayalde mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut. Namun, laporan dari sejumlah daerah sudah terbukti salah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Albayalde, terhitung hingga pukul 06.00 waktu setempat, PNP sudah menahan 230 orang dalam 79 insiden pembelian suara sejak masa kempanye pada 13 Januari lalu.
Selain itu, PNP juga sedang mendalami 43 kekerasan terkait pemilu yang sudah menewaskan 20 orang dan melukai 24 lainnya.

Selama ini, setiap pemilu di Filipina memang selalu diwarnai insiden berdarah dengan korban tewas termasuk para kandidat pejabat.

Untuk memastikan keamanan selama pemilu, kepolisian pun menerjunkan 16.505 personel ke seluruh penjuru Filipina.

"Kami sudah memulai operasi dengan lancar. Semoga kami dapat menjalankan pemilu ini dengan lancar juga," tutur Albayalde.
Keamanan memang merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian besar di Filipina, negara dengan tingkat kriminalitas tinggi.

Kebanyakan pemilih pun diprediksi masih akan mendukung kubu Duterte, yang kembali bersumpah akan menerapkan hukum lebih kuat di Filipina, termasuk penerapan kembali eksekusi mati.

Dalam pemilu kali ini, ada 18 ribu jabatan pemerintahan yang akan diperebutkan, termasuk setengah porsi kursi di majelis tinggi Senat.

Cengkeraman politik Duterte diperkirakan bakal makin kuat karena Dewan Perwakilan sudah dikuasai oleh sekutu politiknya.

[Gambas:Video CNN]

Namun, ia diprediksi akan kesulitan mengendalikan Senat yang kebanyakan anggotanya berpikiran lebih independen. Meski sulit, sejumlah lembaga survei independen memprediksi Duterte akan tetap menguasai Senat.

Jika kubu Duterte berhasil meraup mayoritas kursi di Senat, ia akan lebih leluasa menjalankan rencana besarnya untuk mengubah konstitusi.

Kubu oposisi curiga Duterte akan mengubah pasal mengenai masa jabatan pemimpin Filipina yang ditetapkan hanya satu periode. Jika aturan itu benar-benar diubah, Duterte dapat mengikuti pemilu lagi. (has)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER