Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara pada Sabtu (29/6) mengatakan undangan mengejutkan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk bertemu Kim Jong Un dirasa "menarik", tetapi belum menerima permintaan resmi.
Sebelumnya di hari yang sama, Trump mengundang pemimpin Korea Utara untuk kembali melakukan jabat tangan bersejarah di zona demiliterisasi (DMZ) antara Korea Utara dan Korea Selatan, ajakan yang disebutnya merupakan tawaran spontan.
"Kami melihatnya sebagai undangan yang sangat menarik, tetapi kami belum menerima proposal resmi mengenai hal ini," tulis kantor berita resmi KCNA mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berpandangan bahwa jika pertemuan puncak DPRK-AS berlangsung di garis pemisah, seperti yang dimaksudkan oleh Presiden Trump, itu akan berfungsi sebagai kesempatan lain yang berarti lebih memperdalam hubungan pribadi antara kedua pemimpin dan memajukan hubungan bilateral."
Jika Kim menerima tawaran Trump, itu akan menjadi pertemuan ketiga antara Korea Utara dan AS.
Undangan Trump - yang diutarakannya melalui Twitter - datang di tengah desas-desus gagalnya kesepakatan dalam pertemuan Trump-Kim di Hanoi.
"Setelah beberapa pertemuan yang sangat penting, termasuk pertemuan saya dengan Presiden Xi dari China, saya akan meninggalkan Jepang ke Korea Selatan (dengan Presiden Moon)," cuit Trump di Twitter.
"Sementara di sana, jika Kim Pemimpin Korea Utara melihat ini, saya akan menemuinya di DMZ hanya untuk berjabat tangan dan mengatakan Halo (?) !" tulisnya dari Jepang, di mana dia menghadiri KTT G20, pada hari Sabtu pagi.
Trump akan menuju ke Seoul segera setelah KTT G20 di Osaka, di mana ia mengadakan pertemuan yang sangat diantisipasi dengan Presiden Cina Xi Jinping dalam upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan antara dua ekonomi top dunia.
DMZ, tempat Trump menawarkan untuk bertemu dengan Kim Utara, adalah garis akhir Perang Korea 1950-53, di mana pasukan Korea Selatan yang didukung oleh koalisi PBB pimpinan AS berjuang untuk berhenti dengan pasukan Korea Utara dan Cina.
"Saya berani bertaruh Kim akan pergi ke DMZ untuk bertemu Trump," kata Harry J. Kazianis, Direktur Korea Studi di Pusat Kepentingan Nasional.
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)