Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin Korea Utara
Kim Jong-un akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Zona Demiliterisasi (DMZ). Hal ini diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Para pemimpin AS dan Korea Utara akan berjabat tangan untuk perdamaian di Panmunjom (DMZ), yang menjadi simbol perdamaian," kata Moon dikutip dari AFP.
Panmunjom sendiri dikenal sebagai desa gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal ini, Trump mengungkapkan bahwa dia sangat menantikan pertemuannya dengan Kim Jong-un di DMZ.
Sebelumnya, Trump sempat mencuitkan keinginannya untuk datang ke Korea Utara jika pertemuannya dengan Kim Jong-un benar-benar terwujud.
"Tentu saya mau, saya mau. Saya akan sangat nyaman melakukan itu. Saya tak masalah," ujar Trump.
Trump mengatakan dirinya ingin berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat menyambangi Zona Demiliterisasi Korea pada Minggu (30/6). "Ini [pertemuan] akan sangat singkat tapi tidak apa-apa. Jabat tangan sangat berarti," katanya.Lebih lanjut kata Trump, Kim sangat ingin bertemu dengannya setelah pertemuan terakhir mereka di KTT Hanoi, Vietnam pada 28 Februari lalu yang berakhir tanpa kesepakatan terkait upaya mengakhiri program nuklir Pyongyang."Kita akan lihat, dia sangat ingin [bertemu]. Kami sedang berusaha untuk menyelesaikannya," ucapnya.Trump 'mengundang' bertemu dengan Kim Jong-un melalui cuitan di Twitternya.
"Jika Kim Pemimpin Korea Utara melihat ini, saya akan menemuinya di DMZ hanya untuk menjabat tangannya dan mengatakan Halo (?)!"
Sebenarnya, Korut sendiri menganggap undangan Trump ini menarik, hanya saja mereka menginginkan undangan resmi dari pihak AS.
"Kami melihatnya sebagai undangan yang sangat menarik, tetapi kami belum menerima proposal resmi mengenai hal ini," tulis kantor berita KCNA mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son Hui.
"Saya berpandangan bahwa jika pertemuan puncak Korut-AS berlangsung di garis pemisah, seperti yang dimaksudkan oleh Presiden Trump, itu akan berfungsi sebagai kesempatan lain yang berarti lebih memperdalam hubungan pribadi antara kedua pemimpin dan memajukan hubungan bilateral."
Trump dan Kim memang dilaporkan masih menjalin hubungan baik meski perundingan denuklirisasi kedua negara mandek.
(din/chs)