Sampah Plastik yang Bikin Kesal Filipina Tiba di Kanada

CNN Indonesia
Senin, 01 Jul 2019 07:34 WIB
Sampah itu rencananya akan diolah oleh pemerintah Kanada menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik.
Peti kemas isi sampah dari Kanada di Filipina. (Mandatory credit BAN Toxics/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berton-ton peti kemas berisi sampah asal Kanada yang semula berada di Filipina dilaporkan sudah kembali ke negara itu. Permasalahan ini sempat membuat hubungan kedua negara memanas.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/7), sebanyak 69 peti kemas berisi sampah itu tiba di pelabuhan Vancouver diangkut oleh kapal kargo dari Filipina. Menurut pemerintah setempat, nantinya sampah itu akan dijadikan bahan untuk pembangkit listrik.
Perseteruan kedua negara gara-gara impor sampah itu bermula pada 2013 dan 2014. Saat itu sebuah perusahaan Kanada mengirim peti kemas ke Filipina tetapi keliru memberi label.

Isi peti kemas itu adalah campuran sampah kertas, plastik, elektronik sampai limbah rumah tangga. Padahal hukum Filipina melarang impor sampah plastik campuran dan sampah rumah tangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alhasil pemerintah Filipina memutuskan memusnahkan sebagian, dan membiarkan sisanya bertahun-tahun. April lalu Presiden Rodrigo Duterte murka terhadap Kanada karena tidak merespon masalah itu meski telah menetapkan tenggat pada 15 Mei lalu.

Duterte bahkan mengancam akan menarik duta besarnya dan menyatakan perang dengan Kanada. Pemerintah Kanada melunak dan menyatakan akan menerima kembali peti kemas berisi sampah itu.
"Kami sudah berjanji dengan Filipina dan terus bekerja sama," kata Menteri Lingkungan Kanada, Catherine McKenna.

Pengekspor sampah dari Kanada saat ini harus mengantongi izin untuk mengirim limbah berbahaya dan hanya bisa diperoleh jika negara tujuannya mengetahui.

Akibat insiden itu, Filipina mengubah undang-undang limbah pada November 2016 untuk mencegah kejadian itu terulang.

Filipina dan sejumlah negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Indonesia, menjadi daerah tujuan ekspor limbah plastik.
Dalam rangka mengurangi limbah yang sulit didaur ulang serta guna menjaga lautan dunia, pemerintah Kanada mengumumkan rencananya untuk melarang seluruh warganya menggunakan plastik sekali pakai seperti sedotan, tas dan peralatan makan pada awal 2021. (ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER