RI-Singapura Sepakat Bujuk Myanmar Jamin Repatriasi Rohingya

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jul 2019 20:40 WIB
Singapura dan Indonesia sepakat akan terus membujuk Myanmar agar menjamin keamanan pengungsi Rohingya yang ingin pulang ke negara bagian Rakhine.
Menlu RI, Retno Marsudi, dan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan, sepakat akan terus membujuk Myanmar agar menjamin keamanan pengungsi Rohingya yang ingin pulang ke negara bagian Rakhine. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Singapura dan Indonesia sepakat akan terus membujuk Myanmar agar menjamin keamanan para pengungsi Rohingya yang ingin pulang ke negara bagian Rakhine.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan kedua negara juga setuju bahwa proses repatriasi pengungsi Rohingya yang sampai saat ini masih ditampung di Bangladesh harus dilakukan secepat mungkin dengan sukarela, aman, dan bermartabat.

"Faktor aman ini menjadi penting artinya karena keadaan keamanan di Rakhine State sampai sekarang kan belum juga normal. Oleh karena itu, kita (Indonesia-Singapura) juga akan melanjutkan komunikasi dengan Myanmar agar masalah keamanan ini bisa dijamin lebih dahulu," kata Retno usai bertemu dengan Menlu Singapura, Vivian Balakrishnan, di Jakarta, Selasa (16/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain jaminan keamanan, Retno dan Vivian juga sepakat bahwa keberhasilan repatriasi pengungsi Rohingya bergantung pada kesiapan fasilitas yang diberikan Myanmar.
Retno pun mengatakan bahwa Indonesia, Singapura, dan ASEAN siap membantu Myanmar menyiagakan pusat penerimaan pengungsi, tempat transit, hingga menyelesaikan kendala komunikasi untuk melancarkan proses repatriasi.

"Untuk masalah keamanan kita tidak bisa membantu karena itu fully menjadi tanggung jawab pemerintah setempat. Kalau masalah capacity building dan basic services lainnya pihak luar baru bisa bantu," kata Retno.

Retno mengatakan masalah repatriasi pengungsi Rohingya menjadi salah satu isu kawasan ASEAN yang dihabas dalam pertemuannya dengan Vivian selama satu setengah jam.
Selain itu, Retno dan Vivian juga membahas laporan tim Preliminary Needs Assessment terkait situasi keamanan di Rakhine buatan ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre) yang dirilis Juni lalu.

"Karena laporan dari Preliminary Needs Assessment Team sudah ada dan ada rekomendasinya, karena itu kemudian kami membahas bagaimana akan menindaklanjuti rekomendasi tersebut," kata Retno.

[Gambas:Video CNN]

Tak hanya isu Rohingya, Retno dan Vivian juga membahas progres negosiasi pengambilalihan ruang kendali udara penerbangan alias Flight Information Region (FIR) di wilayah sekitar Kepulauan Riau dan Natuna.

Selain itu, kedua menlu juga membahas rencana pertemuan tinggi antara Presiden Joko Widodo dan PM Singapura, Lee Hsien Loong.

"Kami sedang bahas tanggalnya, tadi kami juga bicara mengenai progress dari tahun lalu ke tahun soal pertemuan kedua pemimpin dan kemungkinan apa yang akan menjadi deliverable untuk pertemuan kedua pemimpin yang akan datang," ucap Retno. (rds/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER