Ikhtiar Indonesia Damaikan Afghanistan dan Taliban

CNN Indonesia
Rabu, 31 Jul 2019 07:14 WIB
Taliban sudah berperang selama 18 tahun dengan AS di Afghanistan. Indonesia menginginkan perdamaian di negara itu segera terwujud
Ilustrasi serangan bom di Afghanistan. (REUTERS/Mohammad Ismail)
Ahli politik internasional Teuku Rezasyah menganggap Afghanistan sadar betul mengenai rekam jejak Indonesia dalam mengatasi konflik domestik seperti dalam menghadapi kelompok separatis, oposisi, hingga melerai konflik agama.

Hal itu, paparnya, terlihat ketika pemerintah menghadapi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2005 dan konflik Poso sekitar awal 2000-an. Teuku juga mengatakan Indonesia turut berkontribusi dalam mengatasi konflik di Filipina Selatan dan Thailand Selatan.


Selain itu, mantan Dekan Fakultas Humaniora President University itu menganggap Indonesia tidak memiliki kepentingan apa-apa dalam konflik ini sehingga Afghanistan lebih mempercayai Indonesia daripada negara barat seperti Amerika Serikat dan Jerman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Taliban bahkan pemerintah Afghanistan terlihat sangat percaya Indonesia di mana kita tidak memiliki kepentingan yang muluk-muluk seperti negara lain. Selain itu juga mereka sadar track record kita kalau Indonesia selalu kedepankan pendekatan soft power yakni melalui pemberdayaan," kata Teuku.

Indonesia Alternatif AS

Teuku Rezasyah mengatakan lawatan Taliban ke Jakarta akhir pekan lalu juga dilihat bahwa sejumlah pihak di Afghanistan tengah mencari alternatif mediator perdamaian selain Amerika Serikat.

Menurut dosen jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjajaran itu, warga Afghanistan sudah tidak percaya dengan negara Barat terutama AS terlebih setelah pernyataan kontroversial Presiden Donald Trump yang menyebut ingin menghapus negara Afghanistan dari muka bumi.



Pernyataan itu disampaikan Trump saat bertemu Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Gedung Putih pada pekan lalu.

"Tampaknya Afghanistan tengah mencari alternatif mediator lain selain AS untuk mendamaikan mereka karena sudah banyak ide-ide perdamaian yang disponsori AS selama ini tidak jalan," kata Teuku.

Menurut Teuku, ini merupakan kesempatan Indonesia untuk meningkatkan nilai tawar di hadapan AS. Ia menuturkan Indonesia harus mengusulkan proposal perdamaian jangka panjang bagi Afghanistan yang lebih berkelanjutan daripada yang dilakukan AS selama ini.

Jika Indonesia berhasil bawa perdamaian, Teuku menganggap peran Indonesia di kancah internasional akan terdengar lebih nyaring lagi. Selain itu, jika Jakarta berhasil mendamaikan Afghanistan, AS akan lebih mendengar Indonesia lagi.


"Kalau sudah berhasil, ide-ide apa pun dari Indonesia akan didengar oleh AS. Karena bisa dibilang AS sekarang dalam masa-masa sulit jika tidak mau menahan malu karena gagal mendamaikan Afghanistan," tutur Teuku. (rds/dea)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER