Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Donald Trump mengecam rasisme dan ideologi supremasi kulit putih di
Amerika Serikat usai dua
penembakan yang menewaskan total 31 orang di El Paso, Texas, dan Dayton, Ohio, sepanjang akhir pekan lalu.
"Bangsa kita harus mengecam rasisme, kefanatikan, dan supremasi kulit putih," ujar Trump sebagaimana dikutip
AFP, Senin (5/8).
Namun, ia menekankan bahwa pemicu utama penembakan yang selama ini menjamur di AS adalah gangguan kejiwaan.
Trump menampik anggapan bahwa aksi penembakan massal terjadi karena pemerintah kurang mengendalikan kepemilikan senjata atau penyebaran ideologi ekstrem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nada pernyataan Trump ini dianggap sangat berbeda dengan komentar-komentar sang presiden sebelumnya yang dianggap menyulut sentimen rasial.
Mantan Presiden Barack Obama pun menyebut salah satu penyebab utama rentetan penembakan di AS ini adalah retorika pemimpin yang memecah belah negara.
"Kita harus menolak bahasa yang keluar dari mulut pemimpin manapun yang menciptakan iklim ketakutan dan kebencian atau menormalkan sentimen rasis," kata Obama.
Keterkaitan antara sentimen rasisme dan penembakan ini kembali mencuat setelah penembakan di El Paso, Texas, yang merenggut setidaknya 20 nyawa pada akhir pekan lalu.
[Gambas:Video CNN]El Paso sendiri merupakan daerah Texas yang berbatasan langsung dengan Meksiko. Kawasan tersebut pun menampung banyak imigran yang menyeberang dari Ciudad Juarez.
Dalam penembakan pada akhir pekan lalu ini, setidaknya enam warga Meksiko juga turut menjadi korban tewas.
Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko, Jesus Seade, menganggap penembakan itu sebagai tindakan "xenofobia barbar" dan mendesak agar retorika yang memicu perbuatan semacam itu segera dihentikan.
(has)