Jakarta, CNN Indonesia --
Iran mengumumkan pembaruan sistem radar yang mampu melacak
rudal dan pesawat nirawak (
drone) hingga jangkauan 400 kilometer.
Stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan sistem radar itu bernama Falaq dan mampu berpindah-pindah. Pembaruan sistem menjadikan radar tersebut lebih baik dari radar sebelumnya yakni Gamma yang disebut pengamat militer merupakan buatan Rusia.
"Sistem ini memiliki kemampuan tinggi dan dapat mendeteksi semua jenis pelayaran serta rudal balistik dan
drone," tutur Komandan Pertahanan Udara Iran, Brigadir Jenderal Alireza Sabahifard, kepada kantor berita
Mehr, seperti dikutip
Reuters, Senin (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sabahifard mengatakan Falaq merupakan radar hasil perombakan sistem lokal serupa yang telah lama tidak beroperasi. Meski begitu, ia tidak menjelaskan dari negara mana sistem itu berasal.
[Gambas:Video CNN]Falaq adalah sistem radar tersusun yang bisa dipasang pada alat pertahanan udara yang lebih besar, termasuk sistem rudal S-300 yang Rusia pernah kirim pada 2016 lalu.
"Sistem (Falaq) dikembangkan untuk melawan sanksi yang membatasi Iran memperoleh akses terhadap suku cadang sistem yang sebelumnya dikembangkan di luar negeri," bunyi laporan kantor berita pemerintah Iran,
Press TV.
Pengungkapan pembaruan sistem radar ini berlangsung ketika ketegangan Iran dan AS terus memanas, terutama setelah Teheran menembak jatuh drone jutaan dolar AS di kawasan pada Juni lalu.
Iran menegaskan penembakan itu dilakukan lantaran drone AS memasuki wilayah kedaulatannya. Namun, Gedung Putih membantah hal itu dengan menekankan bahwa
drone-nya terbang di wilayah udara internasional.
(rds/dea)