Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi antihuru-hara di ibu kota
Irak dan di selatan negara tersebut, Kamis (3/10). Pada hari ketiga
demonstrasi itu, jumlah massa aksi yang tewas sebanyak 28 orang.
Para demonstran berhadapan gas air mata, peluru kendali, dan jam malam. Mereka datang untuk melampiaskan amarah terhadap korupsi, pengangguran, dan layanan buruk oleh pemerintah di bawah Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi.
Saat senja, massa aksi makin bertambah di sekitar kementerian perminyakan dan industri ibu kota. Mereka menyatakan akan mendatangi Lapangan Tahrir yang dijadikan simbol ibu kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan terus berjalan sampai pemerintah jatuh," kata Ali, lulusan universitas yang kini menganggur.
"Saya tidak punya apa-apa selain 250 lira (20 sen AS) di saku saya, sementara pejabat pemerintah memiliki jutaan," katanya kepada
AFP.
Sebagian besar demonstran membawa bendera Irak, sementara yang lain mengibarkan bendera bertuliskan nama Hussein, cucu Nabi Muhammad dan tokoh yang dihormati dalam Islam Syiah.
Polisi antihuru-hara dan pasukan militer menembakkan senjata otomatis yang dipasang pada kendaraan militer ke arah tanah hingga peluru memantul ke massa. Para demonstran yang terluka kemudian dilarikan ke rumah sakit.
"Mengapa polisi menembak orang Irak seperti mereka? Mereka menderita seperti kita, mereka harus membantu dan melindungi kita," kata pemrotes, Abu Jaafar.
Selama tiga hari demonstrasi sedikitnya 28 orang tewas, termasuk dua petugas polisi, dan lebih dari 1.000 orang terluka.
Sementara lebih dari setengah jumlah mereka yang tewas dalam tiga hari terakhir berada di kota Nasiriyah, di mana enam demonstran ditembak mati dan belasan lainnya terluka pada Kamis.
Kemarahan massa tak jauh dari kota itu juga mengalami pertumpahan darah yang signifikan. Petugas medis dan sumber keamanan melaporkan sedikitnya empat pemrotes tewas pada Kamis.
Kemudian pada hari itu, dua pemrotes dan seorang petugas polisi terbunuh di Diwaniyah, 150 kilometer (100 mil) selatan Baghdad. Jam malam kemudian diberlakukan.
[Gambas:Video CNN] (afp/pmg)