Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Irak, Adel Abdul-Mahdi, menyatakan siap menemui demonstran untuk mencari jalan keluar atas sejumlah tuntutan masyarakat. Dia menyatakan aksi
unjuk rasa yang sudah berlangsung di sejumlah kota sudah mengarah kepada kerusuhan dan menelan ratusan korban jiwa.
"Saya siap bertemu bertemu dengan para demonstran secara kekeluargaan, atau jika mereka ingin mengirim perwakilan, tanpa kehadiran tentara," kata Adel, seperti dilansir
Associated Press, Selasa (8/10).
Aksi unjuk rasa besar-besaran di Irak sudah berlangsung sejak Selasa pekan lalu. Mereka menuntut langkah konkret pemerintah untuk menekan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan memberantas korupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adel menyatakan pemerintah sudah menampung sebagian aspirasi pengunjuk rasa. Yakni menyediakan hunian bagi warga miskin, tunjangan sementara dari negara bagi warga yang menganggur, dan penyediaan pelatihan keterampilan gratis.
Adel juga meminta korban tewas dalam kerusuhan itu ditetapkan sebagai martir, supaya keluarga yang ditinggalkan mendapatkan santunan dari pemerintah.
[Gambas:Video CNN]Menurut Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Irak, Saad Maan, sampai saat ini jumlah korban meninggal akibat kerusuhan itu mencapai 104. Di antaranya ada delapan polisi dan tentara.
Sedangkan korban luka mencapai 6,100 orang. Sebanyak 1,200 di antaranya adalah aparat keamanan.
Kemudian ada 51 kantor lembaga pemerintah yang dibakar massa. Menurut laporan, tentara menembaki para demonstran menggunakan peluru tajam.
"Kita tidak bisa terima situasi seperti ini. Kita mendengar ada penembak jitu, bom molotov, polisi dibakar," kata Adel.
Adel menyatakan tidak pernah memerintahkan aparat untuk menggunakan peluru tajam. Namun, dia hanya memaklumi jika mereka menggunakannya dalam kondisi terdesak dan untuk mempertahankan diri.
Adel menyatakan akan memerintahkan penyelidikan dugaan kesengajaan penggunaan peluru tajam oleh aparat.
Irak saat ini juga dalam kondisi terjepit. Mereka adalah mitra dekat Iran yang sedang bertikai dengan Amerika Serikat.
(ayp/ayp)