Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku
penembakan sinagoga di Halle,
Jerman pekan lalu mengakui perbuatannya dalam proses interogasi. Dia menyatakan aksinya berlatar belakang sikap anti-Yahudi dan ideologi ekstrem kanan.
Seperti dilansir
AFP, Senin (15/10), pelaku penembakan di Jerman itu bernama Stephan Balliet (27). Dia ditangkap tidak lama setelah peristiwa itu.
"Dia menyampaikan pengakuan yang cukup panjang. Dia mengakui motif perbuatannya karena ideologi ekstrem kanan dan anti-Yahudi," kata seorang sumber di Kejaksaan Karlsruhe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuasa hukum Balliet, Hans-Dieter Weber, menyatakan kliennya mengakui perbuatannya.
"Menjadi tidak logis jika menyangkal hal itu dan dia (Balliet) tidak melakukannya. Dalam pandangannya, dia menyalahkan orang lain atas penderitaannya dan hal itu memicu peristiwa itu," ujar Weber.
Dalam penggeledahan di apartemen orang tua Halle, polisi menemukan mesin pencetak tiga dimensi. Diduga perangkat itu digunakan untuk membuat senjata api.
Polisi juga menyita perangkat keras komputer dari kamarnya di apartemen sang ibu yang sudah bercerai.
Menurut tetangga, Balliet dikenal penyendiri dan jarang bergaul. Sedangkan menurut sang ayah, Balliet banyak menghabiskan waktu bermain komputer.
Saat melakukan penembakan itu, Balliet merekam dan menyiarkannya secara langsung melalui internet.
Polisi memperkirakan saat itu Balliet berencana membantai umat Yahudi yang tengah beribadah di Hari Yom Kippur pada sinagoga setempat. Sebab, dia sudah menyiapkan amunisi dan bom rakitan.
Akan tetapi, aksinya terhambat karena umat Yahudi terlebih dulu mengunci sinagoga sehingga dia tidak bisa masuk. Dia lantas mengumbar tembakan di jalanan dan menewaskan dua orang.
Polisi menangkap Balliet setelah terlibat baku tembak. Balliet menyerah karena terluka dalam kejadian itu.
(ayp/ayp)