Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Rusia menuduh
Amerika Serikat mengkhianati milisi
Kurdi di wilayah Suriah, dan meninggalkannya sendirian menghadapi gempuran militer Turki.
"Amerika Serikat merupakan sekutu terdekat dari pasukan Kurdi selama beberapa tahun. Pada akhirnya, AS meninggalkan dan mengkhianati pasukan Kurdi. Mereka (AS) lebih memilih meninggalkan pasukan Kurdi di perbatasan serta memaksa mereka untuk melawan Turki," kata juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, Rabu (23/10).
Dikutip
AFP, Presiden Donald Trump mengumumkan keputusannya untuk memulangkan semua pasukan AS dari Suriah pada awal Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan itu telah membuka jalan bagi Turki untuk menyerang pasukan Unit Perlindungan Masyarakat Kurdi (YPG) yang dianggap sebagai teroris.
Penyerangan itu telah berlangsung selama beberapa pekan hingga akhirnya militer Turki sempat menghentikan serangan sementara pada 17 Oktober, menyusul mundurnya pasukan Kurdi dari wilayah perbatasan.
[Gambas:Video CNN]Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kemudian meneken kesepakatan di Suriah pada Selasa (22/10) kemarin.
Kesepakatan antara keduanya berisi perjanjian agar milisi Kurdi menarik diri dari berbagai wilayah yang dekat dengan perbatasan Suriah-Turki.
Tidak hanya itu, kesepakatan yang sama juga memberlakukan patroli gabungan Rusia-Turki di sekitar 'wilayah aman' yang dikuasai Turki di Suriah.
(fls/ayp)