Jakarta, CNN Indonesia -- Demonstrasi yang telah berjalan selama lebih dari enam bulan di
Hong Kong turut memengaruhi angka kunjungan wisata. Akibatnya, sekitar tujuh pesawat Hong Kong Airlines disita oleh otoritas bandara lantaran tidak mampu bayar utang.
Maskapai penerbangan tersebut terkena imbas penurunan wisatawan akibat demonstrasi berkepanjangan.
"Otoritas Bandara memahami jika pesawat yang disita belum dioperasikan untuk melayani penumpang dalam beberapa bulan terakhir," ujar seorang juru bicara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak otoritas bandara mengungkapkan penyitaan tujuh unit pesawat dilakukan lantaran perusahaan belum melunasi denda keterlambatan pembayaran. Jika perusahaan tidak menyelesaikan kewajiban, maka pesawat yang disita bisa dijual setelah 60 hari.
Pihak Hong Kong Airlines mengatakan pesawat yang disita saat ini tidak mengoperasikan rute untuk mengangkut penumpang. Hong Kong Airlines memiliki dan mengoperasikan 39 pesawat.
"Operasional kami tetap normal," kata pihak maskapai dalam pernyataan dikutip dari
AFP.
Penyitaan aset oleh otoritas bandara memicu kekhawatiran terhadap kondisi keuangan perusahaan. Grup konglomerat China, HNA Group merupakan pemilik maskapai Hong Kong Airlines yang tengah berupaya menurunkan beban utang perusahaan.
[Gambas:Video CNN]
Sejumlah maskapai penerbangan berjuang keras menghadapi penurunan tajam kunjungan wisatawan dataran China ke Hong Kong akibat protes selama enam bulan terakhir.
Di awal tahun ini, perusahaan menurunkan biaya operasional maskapai lain di bawah naungannya yakni HK Express dan beberapa usaha lain.
Sebelumnya, regulator mengancam akan menangguhkan lisensi setelah perusahaan memutuskan untuk menunda pembayaran gaji karyawan. Namun, perusahaan mendapat suntikan dana sehingga mendapat penangguhan hukuman dari otoritas bandara.
Demonstrasi yang berawal dipicu oleh penolakan Rancangan Undang-Undang Ekstradisi itu bahkan sempat melumpuhkan Bandara Internasional Hong Kong, bandara tersibuk kedelapan di dunia, selama beberapa kali.
Akibat ketidakpastian situasi, sejumlah maskapai luar negeri seperti Singapura Airlines, China Eastern, dan Virgin Australia sempat menangguhkan penerbangan ke Hong Kong sementara waktu.
(evn)