Najib Sebut Tak Perlu Ucap Sumpah Kutukan Soal Skandal 1MDB

CNN Indonesia
Jumat, 20 Des 2019 18:51 WIB
Eks PM Malaysia, Najib Razak, mengatakan siap disumpah soal skandal 1MDB tetapi menurut kuasa hukumnya tidak perlu.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. (Mohd RASFAN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, hari ini menyatakan sumpah kutukan (mubahalah) atau sumpah laknat, terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan model dan penerjemah asal Mongolia, Altantuya Shaaribuu. Dia mengklaim siap melakukan hal yang sama terkait skandal korupsi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB), tetapi dilarang oleh sang kuasa hukum.

"Apakah saya sudah mempersiapkan sumpah laknat terkait 1MDB? Iya, tetapi kuasa hukum saya mengatakan saya sudah disumpah dalam kasus tersebut," kata Najib dalam unggahan melalui akun Facebook, seperti dilansir Malaysiakini, Jumat (20/12).
"Maka dari itu saya sampai saat ini masih bersaksi di bawah sumpah di pengadilan yang juga diperiksa silang oleh jaksa dengan barang bukti dan dinilai kembali," lanjut

Najib menyatakan hal untuk menanggapi tantangan dari politikus senior Partai Aksi Demokratik (DAP), Lim Kit Siang. Lim menantang Najib jika berani melakukan sumpah laknat dalam kasus Altantuya, maka dia seharusnya juga melakukannya dalam perkara 1MDB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisi Sekuritas Amerika Serikat menyatakan aliran dana dalam skandal 1MDB masuk ke kantong Najib.

[Gambas:Video CNN]

Sumpah laknat atau dalam sejarah Islam dikenal sebagai upaya untuk membuktikan atau memperkuat ucapan pembelaan seseorang. Sumpah laknat merupakan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk meminta menjatuhkan laknat atau azab pada pihak yang berdusta dalam memutuskan suatu perkara.

Tuduhan keterlibatan Najib diungkapkan oleh salah satu anggota polisi, Azilah Hadri yang dihukum mati atas kasus Altantuya dalam surat peninjauan kembali (PK) kepada Pengadilan Federal, Senin (16/12).
Azilah secara mengejutkan mengatakan jika Najib yang saat itu menjabat sebagai wakil perdana menteri memerintahkan pembunuhan Altantuya yang diduga sebagai 'mata-mata asing' dan mengancam keamanan nasional. (ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER