Kecam Serangan Udara, Irak Akan Panggil Dubes AS

CNN Indonesia
Selasa, 31 Des 2019 16:38 WIB
Pemerintah Irak mengecam serangan udara Amerika Serikat yang menyasar kelompok pro-Iran di wilayah mereka. Irak mengaku akan segera memanggil dubes AS.
Ilustrasi pasukan AS. (DELIL SOULEIMAN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Irak mengecam serangan udara Amerika Serikat yang menyasar kelompok pro-Iran di wilayah mereka. Irak mengaku akan segera memanggil duta besar AS di Baghdad untuk menyatakan sikap mereka.

Sementara anggota parlemen menyerukan agar pasukan AS diusir dari Irak.

Serangan mematikan itu telah memicu kemarahan warga Irak. Massa turun ke jalan untuk menggelar aksi protes. Para pengunjuk rasa membakar bendera AS.

"Pasukan Amerika Serikat bertindak berdasarkan prioritas politik mereka, bukan prioritas rakyat Irak," kata pemerintah Irak dalam sebuah pernyataan. "Serangan seperti itu melanggar kedaulatan Irak".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irak memperingatkan bahwa serangan itu memaksa mereka meninjau kembali hubungan dengan AS. Mereka menganggap serangan itu melanggar perjanjian keamanan antara Irak dan AS.

Dikutip AFP, Washington sendiri merespons peringatan itu dengan menuduh balik pemerintah Irak gagal melindungi kepentingan AS.
[Gambas:Video CNN]
Angkatan Udara Amerika Serikat membombardir sebuah bangunan yang diduga dijadikan gudang senjata oleh milisi Syiah di Irak, Kataib Hizbullah (KH).

Serangan itu diduga sebagai aksi balasan karena dalam beberapa waktu belakangan markas pasukan gabungan AS-Irak di Negeri 1001 Malam kerap diserang yang diduga didalangi oleh milisi Syiah yang didukung Iran. Sedikitnya 25 milisi tewas dalam serangan Minggu malam itu.

Asisten Menteri Luar Negeri AS David Schenker mengatakan serangan itu merupakan respons atas kematian seorang kontraktor sipil AS dalam serangan roket di Kirkuk pada Jumat lalu.

Sementara mantan Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi mengaku sudah diperingatkan oleh Menteri Pertahanan AS Mark Esper bahwa mereka akan melakukan serangan.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa Amerika Serikat akan menyerang Kataib Hizbullah dan saya mengatakan kepadanya bahwa itu akan menjadi tindakan yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan eskalasi," kata Abdel Mahdi.

Ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Iran sejak Washington menarik diri dari perjanjian nuklir tahun lalu dan memberlakukan sanksi yang melumpuhkan untuk Teheran.

Para pemimpin Irak khawatir negara mereka bisa menjadi medan pertempuran antara Teheran dan Washington. (dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER