Jakarta, CNN Indonesia -- Beragam peristiwa mengisi kabar internasional pada Senin (13/1). Mulai dari
Iran yang kembali menembakkan delapan
rudal tipe Katyusha di pangkalan militer tentara
Amerika Serikat di
Irak hingga keprihatinan Jepang atas insiden kapal asing di perairan dekat
Natuna, Kepulauan Riau.
Iran Kembali Tembak 8 Rudal ke Pangkalan Militer AS di IrakIran kembali menyerang basis utentara militer Amerika Serikat di utara Baghdad, Irak melalui udara. Serangan ini melukai empat prajurit setempat, seperti dilaporkan pihak militer Irak, Minggu (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan itu disebutkan kalau delapan rudal tipe Katyusha mendarat di lapangan udara militer Irak Al-Balad. Serangan beruntun ini melukai dua petugas Irak dan dua penerbang.
Al-Balad adalah basis udara pesawat F-16 Irak. Pesawat ini dibeli dari AS untuk meningkatkan kapasitas militer udara negara itu.
Pangkalan itu memiliki satu kesatuan kecil Angkatan Udara AS dan kontraktor Amerika. Namun, mayoritas penduduk AS itu telah dievakuasi menyusul ketegangan antara AS dan Iran selama dua minggu terakhir, seperti disebutkan sumber militer
AFP.
AS Marah Pangkalan Militer di Irak Kembali Diserang 8 Rudal
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pomeo mengutuk serangan rudal yang kembali menyerang basis mliter mereka di Irak.
Pompeo geram sebab serangan itu dilucurkan ketika Iran mengisyaratkan untuk mengurangi ketegangan. "Marah dengan laporan serangan roket lanjutan pada pangkalan udara Irak," kata Pompeo lewat Twitter.
AFP pada Minggu (12/1) melaporkan bahwa delapan rudal berturut-turut menghujani pangkalan militer udara Al-Balad di Baghdad hingga melukai dua perwira Irak dan dua penerbang.
[Gambas:Video CNN]
Jepang Prihatin soal Klaim China di Perairan Natuna
Jepang menyatakan prihatin atas insiden kapal-kapal ikan 'asing' yang menerobos Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan dekat Natuna, Kepulauan Riau, baru-baru ini.
Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Jepang Atsushi Kaifu menuturkan insiden itu berupaya mengubah status quo yang selama ini ada di Natuna, terlebih Laut China Selatan secara keseluruhan.
"Kami telah mengamati insiden ini secara dekat karena kami (Jepang-Indonesia) memiliki posisi dan keprihatinan yang sama terkait isu Laut China Selatan. Langkah unilateral yang mencoba mengubah status quo ini sangat mengkhawatirkan," kata Kaifu kepada wartawan dalam jamuan makan malam di Jakarta pada Jumat (10/1).
Kaifu menuturkan isu Natuna turut dibicarakan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Jakarta.
(evn)