Warga Wuhan, Corona dan Jebakan Larangan Tinggalkan Kota

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Jan 2020 19:57 WIB
Warga Wuhan China dilarang meninggalkan kota. Akibatnya, 11 juta jiwa harus merayakan Tahun Baru Imlek dalam nestapa.
Kondisi Kota Wuhan yang sepi akibat penyebaran Virus Corna. (NOEL CELIS / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wuhan Lumpuh. Kepolisian Kota Wuhan mencegah siapa pun meninggalkan kota. Pemerintah kota berpenduduk 11 juta jiwa ini menutup semua jalan.

Maklum, Wuhan memang tengah mengalami kejadian luar biasa. Sebuah virus misterius bernama Corona tengah mewabah di daerah tersebut.

Virus sudah membunuh 41 orang sampai dengan Sabtu (25/1). Selain itu, virus juga sudah menginfeksi hampir 1.300 orang lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai dengan Sabtu ini, virus juga sudah menyebar ke 13 negara.  Akibat larangan berpergian tersebut, tidak ada seorang pun yang bisa keluar Wuhan.
Pasalnya, pihak berwenang telah memperpanjang larangan transportasi ke 17 kota lain di sekitar Wuhan.

"Tidak ada satu orang pun yang bisa pergi," kata seorang polisi seperti dikutip dari AFP, Sabtu (25/1).

Yang diizinkan hanyalah petugas medis. Itu pun hanya dibolehkan untuk membeli persediaan obat dan makanan.

Mereka keluar masuk dengan dilengkapi pakaian khusus agar tak terinfeksi virus tersebut. Di pusat kota, larangan berpergian telah membuat suasana menjadi mati.

[Gambas:Video CNN]
Kuil ditutup. Kegiatan  perayaan Tahun Baru Imlek yang biasa meriah diliburkan. Penduduk setempat hanya bisa pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri atau ke apotek untuk membeli obat-obatan.

Dan untuk itu pun mereka juga mengalami masalah. Untuk periksa ke dokter waktu yang dibutuhkan lama.

Masyarakat setempat yang menunggu di rumah sakit frustasi. Mereka marah.

"Butuh setidaknya lima jam untuk pergi ke dokter. Para perawat rumah sakit itu berani, namun manajemennya sangat kacau," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Tak hanya mendapatkan pelayanan dokter yang lama, mendapatkan obat pun sekarang cukup terbatas bagi mereka. Obat-obatan tradisional hanya dijual dua kotak untuk satu orang pelanggan.
Pembatasan memang dilakukan otoritas setempat demi mengantisipasi kekurangan obat-obatan. Selain itu, kebijakan dilakukan supaya persebaran obat merata

"Meskipun jumlah mulai terbatas, harga yang dijual merupakan harga resmi dan tidak boleh dinaikkan, kami mengawasi harga yang dijual apoteker," ujar Li Xiang, salah satu pengawas apotek.

Di tengah kesunyian yang terjadi di Wuhan tersebut, sebuah lagu rap terdengar. Lagu yang diputar dari sebuah taksi tersebut menggemakan semangat patriotik bagi masyarakat Wuhan.

Lagu juga menggemakan semangat bagi masyarakat Wuhan untuk tidak takut melawan ancaman Virus Corona yang sedang mewabah di kota mereka.

"Orang-orang Wuhan cukup kuat untuk melawan dan mengalahkannya," teriak sang rapper.

(mel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER