Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Partai Keadilan Rakyat,
Anwar Ibrahim, mengatakan meminta Perdana Menteri
Malaysia,
Mahathir Mohamad, untuk berpikir kembali terkait niat mengundurkan diri dari jabatannya.
Anwar mengatakan dalam pertemuannya, Mahathir mengatakan dia kecewa karena namanya dicatut oleh sejumlah pihak yang berniat merombak koalisi Pakatan Harapan yang saat ini berkuasa, dengan menggaet kelompok oposisi seperti UMNO dan Partai Islam SeMalaysia (PAS).
"Itu bukan beliau (Mahathir), nama beliau digunakan oleh orang-orang di dalam partai saya dan pihak luar. Beliau kembali mengulangi tidak terlibat dalam hal itu. Beliau menjelaskan tidak akan mungkin kembali bekerja sama dengan orang-orang yang terhubung dengan rezim lampau," kata Anwar dalam jumpa pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKR di Petaling Jaya, seperti dilansir
Malaysiakini, Senin (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anwar mengatakan dalam pertemuan di kediaman Mahathir dia sudah memintanya untuk membatalkan niat tersebut. Menurut Anwar, Mahathir merasa frustasi karena dikaitkan dengan gerakan politik terselubung tersebut.
"Saya sudah meminta beliau berpikir kembali atas nama Keadilan (PKR) dan Pakatan (Harapan). Pengkhianatan ini bisa dihadapi bersama. Namun, tentu beliau punya pemikiran berbeda. Beliau tidak ingin diperlakukan seperti itu, dan menghubungkannya dengan hal tersebut sama saja perbuatan korupsi," ujar Anwar.
Menurut Anwar, Mahathir menyatakan tetap berprinsip untuk melanjutkan agenda reformasi yang sudah digulirkan sejak Pakatan Harapan menang pemilu pada 2018.
Diduga sikap Mahathir adalah tanggapan terhadap gerakan politik yang dilakukan oleh Menteri Koordinator Perekonomian yang juga mantan Wakil Presiden PKR, Mohamad Azmin Ali. Ali bersama Ketua Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), Muhyiddin Yassin, beserta petinggi oposisi koalisi Barisan Nasional, Partai Islam SeMalaysia (PAS), Gabungan Partai Sarawak (GPS), dan Partai Warisan mengadakan rapat pada Minggu (23/2) kemarin.
[Gambas:Video CNN]Mereka diduga merencanakan membentuk koalisi baru untuk melemahkan Pakatan Harapan.
(PPBM) yang menaungi Mahathir juga menyatakan mundur dari koalisi Pakatan Harapan. Hal ini bisa membuat jalan Anwar untuk meraih kekuasaan semakin terjal.
Langkah PPBM, yang mempunyai 26 kursi, membuat pemerintahan saat ini kekurangan dukungan dari parlemen. Sebab menurut konstitusi, pemerintah harus didukung oleh 112 anggota parlemen untuk bisa berjalan.
Koalisi Pakatan Harapan dan Partai Warisan meraih mayoritas parlemen pada 2018 dengan 121 kursi. Mereka juga merekrut sejumlah politikus oposisi, terutama dari UMNO, sehingga mencapai 139 kursi.
Dengan keputusan PPBM keluar dari persekutuan, maka koalisi Pakatan Harapan kini hanya ditopang 104 kursi dari PKR, Partai Aksi Demokratis (DAP), dan Partai Amanah.
(ayp/ayp)