Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Malaysia,
Muhyiddin Yassin, menyangkal tuduhan pengkhianat yang disampaikan pendahulunya,
Mahathir Mohamad.
Dia mengatakan memutuskan maju menjadi kandidat perdana menteri, setelah dua calon lainnya, yakni Anwar Ibrahim dan Mahathir disebut tidak mendapatkan dukungan mayoritas dari anggota Dewan Negara (parlemen).
"Saya tahu banyak orang yang marah kepada saya. Seperti perkiraan, ada seperempat yang menyebut saya pengkhianat. Dengarkan baik-baik. Saya bukan pengkhianat. Niat saya jelas dan saya ingin menyelamatkan negara dari pergolakan," kata Yassin dalam pidato yang disiarkan melalui stasiun televisi, seperti dilansir
Channel NewsAsia, Selasa (3/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yassin mengatakan dia tidak pernah berharap menjabat sebagai perdana menteri. Namun, kandidat lain tidak ada yang mendapatkan dukungan mayoritas, sementara dia diusulkan oleh Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
"Saya perlu berpikir lama sebelum membuat keputusan. Pilihan apa yang saya punya? Untuk terus mendukung Dr. Mahathir yang tidak mendapatkan suara mayoritas atau menerima pencalonan sebagai perdana menteri?," kata Yassin.
"Jika saya terus mendukung Mahathir, gejolak politik akan berlanjut. Ada kemungkinan parlemen dibubarkan dan digelar pemilihan umum," ujar Yassin.
Yassin mengatakan dia adalah milik semua golongan, dan tidak akan memihak siapapun.
"Saya perdana menteri untuk seluruh warga Malaysia dari Perlis sampai Sabah. Walaupun Anda Melayu, China, India, Sikh, Iban, Kadazam, Dusun, Murut, orang asal atau etnis lainnya, saya tetap perdana menteri kalian," ujar Yassin.
[Gambas:Video CNN]"Walaupun Anda petani, nelayan, pengusaha, pegawai negeri, atau karyawan swasta, saya perdana menteri Anda," lanjut Yassin.
Yassin meminta masyarakat untuk memberinya kesempatan untuk menggunakan pengalamannya selama 40 tahun berada di pemerintahan dan dunia politik untuk membawa kepada kejayaan.
Mahathir menuduh Yassin adalah pengkhianat karena berhasrat menjadi perdana menteri.
"Azmin Ali mempunyai agenda tersendiri, tetapi pengkhianat sebenarnya adalah Muhyiddin yang memang bercita-cita untuk menjadi Perdana Menteri," ucap Mahathir pada Minggu pekan lalu.
Di depan wartawan, Mahathir menganggap Muhyiddin tidak memiliki mayoritas suara dari Dewan Rakyat (parlemen Malaysia) sehingga tidak pantas diangkat sebagai PM.
Politikus berusia 94 tahun itu mendorong anggota parlemen untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Presiden Bersatu itu.
"Muhyiddin bukan Perdana Menteri yang tepat," kata dia.
(ayp/ayp)