Israel Tutup Perbatasan, WNI Rombongan Holyland Terjebak

CNN Indonesia
Senin, 09 Mar 2020 11:09 WIB
Rombongan wisata rohani dari Indonesia terjebak di Israel setelah negara itu menutup akses jalur perbatasan untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
Ilustrasi kegiatan wisata rohani di Israel. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rombongan wisata rohani dari Indonesia terjebak di Israel setelah negara itu menutup akses jalur perbatasan untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19). Dengan penutupan ini, maka untuk sementara wilayah Israel tertutup untuk umum.

Pendeta Sonny Zaluchu mengatakan penutupan akses perbatasan dimulai pada Minggu sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Saat ini rombongan trip Holyland asal Indonesia itu sudah berada di Yerusalem.


"Kami menerima informasi akses Israel di perbatasan ditutup. Sementara waktu, terlarang untuk warga yang masuk wilayah Israel," kata pendeta yang memimpin rombongan 51 WNI untuk berziarah ke Tanah Perjanjian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat penutupan akses perbatasan ini, Sonny dan rombongan mengaku kebingungan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa, apakah tetap tinggal di sekitar Israel atau dipercepat untuk keluar.

[Gambas:Video CNN]

"Ini kita masih menunggu kejelasan. Aktivitas kita dibatasi atau tidak. Diminta untuk tetap di sekitar Isreal atau justru dipercepat untuk keluar Israel," kata Sonny kepada CNNIndonesia.com.

Sebelumnya, Sonny sempat mengabarkan bahwa jalur perbatasan yang ditutup pada trip Holyland hanyalah Palestina, sehingga rombongan peziarah tidak bisa singgah di obyek wisata di kawasan Tepi Barat, seperti Gereja kelahiran Yesus di Betlehem, Padang Gembala, Tembok Jericho dan Hebron.


Sementara itu Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha belum merespons atas konfirmasi terkait masalah itu.

Pekan lalu Pemerintah Israel dan Palestina menutup Gereja Kelahiran Yesus dan Kota Betlehem karena ditemukan tujuh orang yang positif virus corona.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dilaporkan menyatakan status darurat di seluruh Tepi Barat selama 30 hari karena kejadian tersebut. Perjalanan warga Israel dan Palestina masuk dan keluar kota akan dibatasi.

Israel mengendalikan seluruh pos pemeriksaan jalur keluar masuk di Tepi Barat. Sedangkan Palestina diberi sejumlah wewenang untuk mengatur Tepi Barat.

Untuk wilayah Tepi Barat dan Palestina, akses masuk telah ditutup sejak beberapa hari lalu terkait kebijakan Pemerintah Palestina yang melakukan karantina selama 14 hari.

Menurut laporan Associated Press, Kota Betlehem akan ditutup selama dua pekan. Selain Gereja Kelahiran Yesus Kristus, sejumlah situs keagamaan yang berada di kota itu juga akan ditutup.

Hingga saat ini jumlah kasus virus corona di Israel ada 39 dan Palestina 19. (dmr/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER