Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa panik dan takut terhadap penyebaran
virus corona ternyata cukup berdampak negatif terhadap warga dan komunitas etnis
China di
Inggris.
Kemunculan dan penyebaran virus corona memang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, sekitar Desember 2019 lalu. Virus serupa SARS itu disebut pertama kali muncul dari sebuah pasar di Wuhan.
Sejak virus corona mulai masuk dan menyebar di Inggris, masyarakat negara di barat laut Eropa itu mulai menghindari keramaian dan tempat-tempat publik. Selain restoran, bioskop, dan kafe, restoran China menjadi yang paling terdampak penyebaran virus corona di Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga Indonesia yang sudah bermukim selama 25 tahun di Inggris, tepatnya pusat Kota London, Lenah Susianty, mengatakan sejak kasus corona terdeteksi di Inggris, banyak restoran China yang semula ramai menjadi sepi pengunjung.
"Restoran China saya rasa yang paling terkena dampaknya sejak corona pertama kali menyebar. Karena banyak warga di sini yang mengaitkan langsung virus corona dengan China dengan menganggap, 'saya tidak mau ke restoran China karena takut corona ah' begitu," ucap Lenah saat bercerita kepada
CNNIndonesia.com pada Kamis (12/3) kemarin.
Lenah juga menceritakan pengalamannya melihat sekelompok warga Inggris di sekitar wilayah tempat tinggalnya begitu khawatir bahwa restoran China mampu menyebabkan penularan Covid-19.
[Gambas:Video CNN]Dalam salah satu grup komunitas lingkungannya di Facebook, Lenah bercerita baru-baru ini ada seseorang yang bertanya adakah restoran China terdekat yang direkomendasikan untuk dicoba.
"Lalu banyak orang yang menjadi anggota grup itu menjawab 'jangan ke restoran China, ada virus corona' seperti itu," kata Lenah.
Selain restoran China, Lenah menuturkan distrik China Town di London pun sangat sepi pengunjung. Padahal, distrik tersebut sangat ramai bahkan di hari biasa.
"China Town di pusat London juga sepi sekali padahal biasanya tempat itu menjadi salah satu tujuan utama wisata turis luar dan orang-orang di sini. Restoran-restoran di sana mengaku omset mereka langsung drop bisa sampai setengahnya," ucap Lenah.
Tak hanya itu, Lenah juga mendengar cerita dari temannya bahwa ada seorang ibu-ibu berteriak ketika memasuki sebuah restoran.
Lenah berkata ibu tersebut mengatakan apakah ada warga China dan Italia di dalam restoran itu. Jika ada, perempuan itu menyatakan tak akan memesan makanan di restoran itu.
 (CNN Indonesia/Fajrian) |
Lenah menuturkan seluruh pelanggan dan juga pegawai restoran itu lalu mengacung tangan dan menjawab 'saya orang China dan Italia'. Akhirnya, Lenah bercerita sang ibu tak jadi masuk ke restoran itu.
"Rasisme secara langsung tidak banyak memang, tetapi yang tidak langsung cukup terasa," kata perempuan berprofesi sebagai penerjemah itu.
Lenah mengatakan sejak kasus corona menyebar orang lokal juga agak sedikit menghindari atau menjauhi orang-orang keturunan China dan Asia. Meski begitu, sejauh ini ia merasa tidak pernah mengalami tindakan diskriminatif selama berada di Inggris.
Lenah berharap wabah corona bisa segera ditanggulangi negara, dalam hal ini pemerintah Inggris. Menurut dia, jika krisis ini berlangsung terus menerus akan sangat berdampak pada pengusaha dan bisnis lainnya, terutama pelaku usaha kecil dan menengah.
Sebagai salah satu sukarelawan di sebuah bioskop komunitas nirlaba, Deptford Cinema, Lenah mengaku virus corona sangat berdampak terhadap komunitasnya itu.
Lenah mengeluh jika situasi dan kondisi tidak kunjung membaik bioskop komunitasnya itu terancam tutup dan membatalkan banyak pertunjukan film.
(rds/ayp)