Mimpi Buruk Warga Irak Kesulitan Makamkan Jasad Korban Corona

CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2020 15:58 WIB
Warga Irak kesulitan memakamkan anggota keluarga yang meninggal karena virus corona karena mendapat penolakan dari masyarakat.
Ilustrasi. Warga Irak mengeluhkan kesulitan memakamkan jenazah korban corona. (Foto: Chinatopix via AP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menghadapi musibah kehilangan anggota keluarga yang meninggal karena virus corona merupakan mimpi buruk tak berujung bagi warga Irak. Saad Malik merupakan salah satu orang mengalami mimpi buruk tersebut setelah ayahnya dinyatakan meninggal karena Covid-19.

Malik mengatakan selama lebih dari sepekan terakhir ia berjuang untuk mendapatkan lahan untuk memakamkan jasad ayahnya. Hampir semua pemakaman di Irak menolak memakamkan jenazah yang meninggal karena virus corona.

Penolakan tersebut membuat keluarga tak memiliki pilihan selain tetap membiarkan jenazah berada di kamar mayat rumah sakit untuk sementara waktu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak bisa mencarikan lahan pemakaman dan belum bisa menguburkan jasadnya, meskipun sudah lebih dari seminggu sejak ia dinyatakan meninggal," ujar Malik.

Selain mendapat penolakan, Malik mengaku ia dan keluarganya sempat mendapat ancaman dari orang-orang bersenjata. Mereka mengancam akan membakar mobil yang dikendarainya jika nekat menguburkan jenazah di daerah mereka.

Kementerian Agama Irak seperti mengutip AFP, mengatakan penolakan pemakaman jasad korban corona muncul lantaran warga khawatir penyakit tersebut menyebar dari mayat ke warga yang mendiami kawasan sekitar.

Penolakan bukan hanya datang dari warga, tokoh masyarakat yang berada di sekitar Baghdad sempat mencegah pejabat kementerian kesehatan untuk memakamkan empat jenazah di area pemakaman yang khusus diperuntukkan untuk korban Covid-19. Akhirnya, jasad-jasad itu dibawa kembali ke kamar mayat di rumah sakit.

"Kami memblokir pemakaman di daerah kami karena khawatir terhadap kesehatan anak-anak dan keluarga," ujar seorang warga yang tinggal di dekat salah satu pemakaman di Baghdad.

[Gambas:Video CNN]

Penolakan berlanjut, pendekatan pemerintah gagal

Juru bicara kementerian kesehatan Irak, Seif al-Badr mengutip Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sejauh ini tidak ada bukti ilmiah penularan virus corona melalui tubuh pasien yang telah meninggal.

Dalam Islam, mayat harus dimakamkan sesegera mungkin setelah dinyatakan meninggal, umumnya dalam waktu maksimal 24 jam. Sesuai dengan protokol pengurusan jenazah yang ditetapkan WHO, pemerintah Iran memasukkan jenazah ke dalam plastik, disemprotkan disinfektan, dan ditempatkan di peti khusus.

Ulama Syiah, Grand Ayatollah Ali Sistani mengatakan jasad korban corona menekankan pihak berwenang bisa memfasilitasi pemakaman pasien yang meninggal dunia.

Namun penolakan pemakaman korban virus corona terus berlanjut, termasuk di dua kota suci umat Syiah di Karbala dan Najaf.

Seorang petugas medis di Najaf mengatakan bahwa kementerian kesehatan telah berupaya meyakinkan pihak berwenang untuk mengizinkan pemakaman korban Covid-19, namun gagal.

"Saat ini, situasinya hanya ada 40 kematian. Apa yang terjadi jika kondisinya kian memburuk? Di mana jasad akan dimakamkan?," ujar seorang petugas medis kepada AFP.

Hingga saat ini Irak mengonfirmasi 547 kasus pandemi virus corona dengan 42 orang meninggal dan 143 pasien dinyatakan sembuh. Banyak pihak menduga orang yang terinfeksi virus corona jumlahnya jauh lebih banyak, mengingat hingga kini pengetesan baru dilakukan jauh dari populasi sebanyak 40 juta jiwa. (evn/afp/evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER