Aksi Semprot Disinfektan ke Pemudik India Tuai Kritik

CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2020 19:23 WIB
Aksi petugas di Uttar Pradesh, India, yang menyemprotkan disinfektan di jalan kepada para perantau yang pulang kampung dikritik.
Ilustrasi perantau di India yang pulang kampung akibat lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona. (AP/Ajit Solanki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Negara Bagian Uttar Pradesh di India menyemprotkan cairan disinfektan kepada seluruh perantau yang pulang kampung akibat penguncian wilayah (lockdown), untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Para perantau tersebut pulang kampung lantaran menganggur karena hampir seluruh badan usaha tutup selama pemberlakuan lockdown oleh pemerintah India. Namun, tindakan tersebut menuai kritik.

Sambil duduk berbaris, mereka pun disiram oleh tiga petugas berseragam baju pelindung lengkap dengan menggunakan disinfektan untuk membersihkan bus. Setidaknya ada 5.000 pekerja migran di Kota Bareilly yang disemprot secara serempak di tengah jalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyemprotkannya di sini sebagai bagian dari gerakan disinfeksi, kami tidak ingin mereka menjadi pembawa virus yang menempel pada pakaian mereka," kata pejabat senior yang bertanggung jawab dalam operasi Covid-19 di Uttar Pradesh, Ashok Gautam, kepada CNN, Selasa (31/3).

Gautam mengungkapkan, cairan disinfektan yang digunakan diracik dari bubuk pemutih dan diklaim aman bagi tubuh manusia. Namun, berdasarkan keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan disinfektan kimia pada manusia berbahaya.

Penyemprotan cairan di area kulit juga tak akan membunuh virus yang ada di dalam tubuh.

Aturan menyemprotkan cairan disinfektan kepada para pekerja migran memang telah menggemparkan warga India dan memicu kontroversi.

Pejabat senior Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, Lav Agarwal, mengatakan pemerintah telah menegur pejabat daerah yang terlibat dalam kegiatan disinfeksi tersebut. Menurut Agarwal, aksi tersebut bukan termasuk kebijakan wajib dari pemerintah dan cenderung berlebihan.

[Gambas:Video CNN]

"Ini adalah tindakan yang terlalu berlebihan yang dilakukan oleh beberapa petugas di tingkat lapangan, baik karena ketidaktahuan atau ketakutan," ujarnya.

Hakim di Bareilly, Nitish Kumar, menyebut perintah disinfeksi sejauh ini hanya berlaku bagi perusahaan perkotaan dan pemadam kebakaran setempat yang perlu membersihkan bus. Ia menuturkan, pihak pengadilan tengah melakukan penyelidikan terhadap petugas yang bertanggung jawab dalam aksi disinfeksi pekerja migran.

"Perintah untuk melakukan penyelidikan terhadap mereka yang bertanggung jawab telah diberikan," kata Kumar.

Ia menambahkan, para pekerja yang disemprot disinfektan kini sedang dalam pengawasan medis, mengikuti instruksi dari kepala petugas medis.

Pada akhir pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi, meminta seluruh negara bagian untuk menutup perbatasan mereka guna menekan penyebaran virus ke daerahnya. Para pejabat negara bagian pun tengah melacak jutaan pekerja migran yang telah kembali untuk diminta melakukan karantina 14 hari.
Aksi Semprot Disinfektan ke Perantau India Mudik Dikritik(CNN Indonesia/Fajrian)
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan 1.251 orang di India terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19). Sementara itu, jumlah orang meninggal dunia di sana mencapai 32 jiwa, sedangkan yang dinyatakan sembuh 102 orang. (ang/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER