Jakarta, CNN Indonesia -- Gereja Katolik Roma Sri Lanka, pada Minggu (12/4) mengatakan, pihaknya telah mengampuni pelaku bom bunuh diri di balik serangan yang menewaskan sedikitnya 279 orang pada perayaan Paskah tahun lalu.
Kardinal Malcolm Ranjith mengatakan kepada massa Paskah - yang disiarkan dari studio TV demi mengurangi dampak penularan virus corona - bahwa "kami menawarkan cinta kepada musuh yang mencoba menghancurkan kami".
"Kami memaafkan mereka," katanya, menambahkan bahwa alih-alih membalas, minoritas Katolik di negara ini telah merenungkan pesan harapan Yesus, dan mengurangi ketegangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembom Minggu Paskah 21 April menargetkan tiga gereja dan tiga hotel mewah, menewaskan sedikitnya 279 orang dan melukai 593 orang.
Tahun lalu, Ranjith menyerukan pemerintah pada saat itu untuk mundur dari dugaan kegagalannya untuk menyelidiki "konspirasi internasional" di balik serangan itu.
Pemerintahan kala itu, yang dipimpin Presiden Maithripala Sirisena, akhirnya kalah dalam pemilu pada November, dengan adik lelaki mantan presiden Mahinda Rajapaksa Gotabaya mengambil kendali.
Sirisena awalnya menyalahkan para ekstremis Islam atas aksi tersebut, tetapi kemudian menuduh para pengedar narkoba internasional - yang diduga berusaha membuat serangan atas gerakan anti-narkotika-nya.
Mantan kepala polisi dan sekretaris negara untuk kementerian pertahanan telah didakwa dengan pembunuhan, karena diduga tidak bertindak berdasarkan intelijen demi menghindari serangan-serangan itu.
Polisi telah menangkap 135 orang sehubungan dengan bom Paskah di Sri Lanka, yang dituduhkan pada kelompok ekstremis Jamaah Thowheeth Nasional.
Hingga saat ini mereka belum didakwa.
Perayaan Paskah tahun ini telah diredam dengan aturan jam malam nasional yang diberlakukan tanpa batas demi menekan angka penularan virus corona.
Sekitar 199 orang telah terinfeksi, dengan tujuh kematian, kata pemerintah Sri Lanka.
Kebaktian Paskah tertutup diadakan di dua gereja yang tahun lalu menjadi lokasi pengeboman, yakni St Anthony dan St Sebastian.
(afp/ard)
[Gambas:Video CNN]