Jakarta, CNN Indonesia -- Tim penyidik forensik kepolisian Nova Scotia,
Kanada mengatakan
penembakan yang terjadi pada Sabtu (19/4) malam sebagai penembakan massal terburuk sepanjang sejarah. Sejauh ini belum diketahui motif penembakan yang menewaskan 18 orang tersebut.
"Bagaimana ini bisa terjadi, kita mungkin tidak pernah tahu mengapa," ujar Perdana Menteri Justin Trudeau pada konferensi pers, Senin (20/4).
"Tapi yang kita tahu tidak ada tindakan seorang pun yang dapat membangun tembok di antara kita dan hari yang lebih baik, tidak peduli seberapa jahat, tidak berpikir apa-apa atau seberapa destruktif," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
AFP, Kepala Inspektur Royal Canadian Mounted Police (RCMP) Chris Leather mengatakan tim penyelidik yang menyebar ke 16 tempat kejadian menemukan beberapa korban tidak dikenal oleh penembak.
Polisi merevisi korban yang sebelumnya sebanyak 16 menjadi 18 orang setelah menemukan dua jasad di puing-puing bangunan yang terbakar.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apa motif (di balik penembakan). Tampaknya, setidaknya sebagian, sifatnya (korban) sangat acak," ujar Leather.
[Gambas:Video CNN]Pelaku yang diidentifikasi sebagai Gabriel Wortman (51) diketahui bekerja sebagai dokter gigi di klinik miliknya di Halifax dan Dartmouth, sekitar 100 kilometer dari lokasi kejadian.
Wortman diketahui tengah berjuang melawan ketergantungan terhadap alkohol dan terobsesi dengan profesi polisi.
"Ini terjadi di kota-kota kecil - di Portapique, Truro, Milford dan Enfield - tempat-tempat di mana orang-orang saling kenal dan dekat satu sama lain, tempat-tempat di mana orang-orang mengenal tetangga mereka dan saling memperhatikan," kata Trudeau.
Beberapa korban diketahui sebagai seorang veteran RCMP, seorang perawat, seorang guru sekolah dasar, penjaga penjara dan seorang pensiunan petugas pemadam kebakaran yang merupakan tetangga Wortman. Namun beberapa korban lain diketahui bukan tetangga atau orang dekatnya.
Polisi menemukan ia melepaskan tembakan pertama dari salah satu rumahnya di Portapique hingga menewaskan beberapa orang di dalam dan luar rumah.
Surat kabar
The Globe and Mail menuliskan para tetangga melihat Wortman membakar rumah-rumah dan menembak tetangga sekitarnya. Ia diketahui sempat kembali ke rumahnya dengan mengenakan seragam polisi dan menggedor pintu tetangga.
"Pada Minggu pagi pukul 9.59 dia mengirim pesan teks terakhirnya ke grup keluarga kami. Pada pukul 10.15 dia pergi. Dia mengendarai mobil di jalan yang sama di kota yang sama yang dilewatinya setiap hari. Dia orang yang baik. Dia tidak pantas mendapatkan semua ini," ujar Heather O'Brien seorang tetangga Wortman dalam unggahan
Facebook.
Setelah melakukan aksi penembakan di sebuah daerah pedesaan di Nova Scotia, polisi melumpuhkan pelaku setelah proses pencarian selama lebih dari 12 jam. Wortman dilumpuhkan menggunakan tembakan pada Minggu (19/4) pagi di kota Portapique.
(afp/evn)