Jakarta, CNN Indonesia --
Kanada meminta
Iran menunda proses penyelidikan rekaman kotak hitam pesawat
Boeing 737 milik Ukraine International Airlines yang menjadi korban salah sasaran.
Penundaan ini diminta lantaran adanya larangan bepergian di tengah pandemi
virus corona.
Pekan lalu Iran menghubungi Kanada, Ukraina, dan negara lain yang terlibat dalam investigasi data rekaman kotak hitam pesawat bernomor PS752 tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewan Keselamatan Transportasi Kanada (TSB) mengatakan Iran pekan lalu menanyakan kapan mereka bisa mengirimkan para ahli untuk membantu mengunduh data kotak hitam.
Presiden TSB Kathy Fox mengatakan dalam kesempatan tersebut Teheran juga menekankan jika negara-negara yang terlibat juga ingin mengunduh dan menganalisis rekaman untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Mereka (negara-negara yang terlibat dalam investigasi) secara konsisten menanggapi jika tidak mungkin bepergian saat ini, kemungkinan untuk beberapa waktu ke depan karena pemberlakuan pembatasan selama pandemi corona," ujar Fox seperti mengutip
AFP."Kami masih berharap komitmen Iran untuk melanjutkan proses penyelidikan kotak hitam setelah kondisi membaik," ujar Fox melanjutkan.
[Gambas:Video CNN]TSB menekankan bahwa perwakilan atau ahli dari negara-negara yang terlibat dalam proses penyelidikan harus hadir ketika data kotak hitam diungkap. Oleh karena itu, saat ini proses tersebut harus ditunda hingga kondisi membaik bagi para perwakilan untuk melakukan perjalanan.
Pada 8 Januari lalu, maskapai Ukraine International Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas hingga menewaskan 176 penumpang dan kru. Pilot dilaporkan tidak mengirimkan pesan radio terkait kemungkinan kerusakan pesawat.
Sebelumnya kepala penerbangan sipil Iran Ali Abedzadeh menyatakan pesawat jatuh bukan karena ditembak rudal mereka. "Satu hal yang pasti, pesawat ini tidak terkena rudal," kata Abedzadeh pada Jumat (10/1) kemarin.
Setelah insiden tersebut, pejabat pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa pesawat ditembak oleh dua rudal buatan Rusia secara tidak sengaja.
Kendati beberapa hari membantah, Angkatan Bersenjata Iran kemudian mengakui tidak sengaja menembak pesawat tersebut karena salah mengira sebagai musuh.
(afp/evn)