Deteksi Kasus Corona, Libanon Kunci Kamp Pengungsi Palestina

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 20:59 WIB
A child walks in front of a mural painting depicting the late Palestinian leader Yasser Arafat on her way to a school run by United Nations Agency for Palestinian Refugees (UNRWA) in Balata refugee camp, east of Nablus in the occupied West Bank on August 29, 2018, on the first day of classes after the summer holidays. 
US President Donald Trump cut of more than $200 million in aid for Gaza and the West Bank this month after earlier freezing of $300 million in annual funding for the UNRWA. / AFP PHOTO / Jaafar ASHTIYEH
Ilustrasi pengungsi Palestina. (AFP PHOTO / Jaafar ASHTIYEH)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang penduduk di kamp pengungsi Palestina di Libanon dinyatakan positif mengidap virus corona pada Rabu (22/4) kemarin.

Seperti dilansir AFP, Kamis (23/4), hal itu membuat Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengunci wilayah (lockdown) kamp yang padat penduduk tersebut.


Petugas kesehatan menemukan kasus virus corona tersebut di Kamp Wavel, sebelah timur Lembah Bekaa. Seorang pasien yang merupakan perempuan kini dirawat di Rumah Sakit Hariri di Beirut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Supaya virus corona itu tidak meluas, petugas kesehatan lantas memeriksa seluruh kerabat pasien dan orang-orang yang pernah berinteraksi dengannya dalam beberapa hari belakangan. Mereka juga memilih secara acak 50 penduduk di kamp tersebut untuk diperiksa.

Kelompok pengamanan kamp bersama dengan aparat keamanan Libanon memutuskan untuk mengunci akses masuk dan keluar kamp tersebut.

Pemeriksaan kesehatan digelar di sebuah klinik, yang dilakukan oleh sejumlah petugas kesehatan yang mengenakan pakaian pelindung diri. Beberapa petugas lantas berkeliling kamp untuk menyemprotkan cairan disinfektan.

Pengelola kamp berinisiatif meminta penduduk untuk sementara mengurangi kegiatan, serta menyampaikan informasi secara berkeliling menggunakan kendaraan yang dilengkapi perangkat pengeras suara.


Menurut data Badan Statistik Libanon, ada sekitar 2.000 pengungsi Palestina yang menghuni Kamp Wavel. Namun, menurut UNRWA jumlahnya sebenarnya jauh lebih tinggi.

Sejumlah lembaga kemanusiaan sudah mengingatkan bahwa para pengungsi Palestina dan Suriah yang kini bermukim di Libanon sangat rentan jika wabah virus corona menyebar. Kondisi pengungsian yang padat dan fasilitas sanitasi yang ala kadarnya diperkirakan akan membuat penyebaran virus corona sulit ditanggulangi.

"Yang menjadi perhatian utama adalah jika virus corona menyebar di kamp pengungsian Palestina yang padat, maka akan sangat sulit melakukan isolasi di kediaman," kata seorang perwakilan UNRWA.

Sampai saat ini, menurut data resmi, ada 174 ribu penduduk Palestina yang mengungsi ke Libanon. Sebagian besar tidak terjangkau oleh pantauan aparat keamanan Libanon.

Meski begitu, jumlah tersebut diperkirakan lebih tinggi, yakni mencapai 500 ribu orang. Mereka mengungsi setelah perkampungan mereka diserbu dan diduduki oleh pasukan Israel sejak 1948.
Penduduk Kena Corona, Libanon Kunci Kamp Pengungsi Palestina(CNN Indonesia/Fajrian)
Karena mereka berstatus pengungsi maka dilarang bekerja di Libanon. Alhasil, sebagian besar dari sangat bergantung dari bantuan yang diberikan setiap.

Pemerintah Libanon menyatakan mereka juga menampung 1,5 juta penduduk Suriah yang mengungsi akibat perang sipil sejak sembilan tahun lalu. (ayp/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER